Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Tidak Berhenti di Nunun

Kompas.com - 11/12/2011, 09:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi tidak akan berhenti pada penangkapan Nunun Nurbaeti untuk mengungkap kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Komisi Pemberantasan Korupsi menjadikan Nunun salah satu kunci untuk mengungkap kasus ini.

Nunun diduga hanya membagi-bagikan uang kepada anggota Komisi XI DPR periode 1999-2004 agar Miranda S Goeltom terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004. Ada pihak lain yang diduga berkepentingan terhadap terpilihnya Miranda sebagai Deputi Gubernur Senior BI.

Belum terungkap siapa pihak di belakang Nunun. Informasi yang ada, cek perjalanan yang dibagikan, misalnya, berasal dari Bank Artha Graha, tetapi KPK belum menemukan sangkut pautnya dengan kasus ini.

Nunun ditangkap KPK, Sabtu (10/12), di pesawat Garuda yang akan menerbangkan Nunun dari Bangkok, Thailand, ke Jakarta. Nunun ditangkap Kepolisian Thailand, Rabu malam, di sebuah rumah berlantai dua yang disewa Nunun di distrik Suphan Sung, Bangkok. Selama dua malam, Nunun ditahan di safe house milik Kepolisian Thailand.

KPK baru mendapatkan informasi penangkapan Nunun, Kamis pagi. KPK sempat mengecek apakah yang ditangkap polisi Thailand adalah Nunun. Kemudian, KPK mendapat kiriman foto Nunun dari Kepolisian Thailand. Setelah memastikan orang di foto tersebut adalah Nunun, Kamis pagi, tim KPK berangkat ke Bangkok. Tim berikutnya menyusul Jumat.

Dirahasiakan

Hingga Jumat, KPK masih merahasiakan penangkapan Nunun oleh polisi Thailand. Bahkan, informasi tersebut disimpan rapat, termasuk terhadap Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok. Duta Besar Indonesia untuk Thailand Muhammad Hatta mengaku baru mengetahui penangkapan Nunun pada Sabtu sekitar pukul 09.30.

Hatta diberi tahu KPK soal penangkapan Nunun untuk kepentingan penerbitan surat perjalanan laksana paspor (SPLP) sebagai pengganti paspor Nunun yang dicabut Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Hatta mengatakan, ia baru menyerahkan SPLP Nunun di pesawat Garuda yang terbang dari Bangkok pukul 14.10.

Untuk menjaga kerahasiaan informasi, Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah memimpin operasi penangkapan dan penjemputan Nunun. Chandra, yang tengah di Amsterdam ketika polisi Thailand menginformasikan penangkapan Nunun ke KPK, langsung terbang ke Bangkok.

Kehadiran Chandra dibutuhkan tak sekadar memimpin penangkapan, tetapi juga menegosiasikan mekanisme penyerahan istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun tersebut. Menurut Chandra, mekanisme penyerahan Nunun memang tak menggunakan mekanisme ekstradisi, menghindari kerumitan dan lamanya waktu dibutuhkan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PKB Usung Bobby Nasution pada Pilkada Sumatera Utara

    PKB Usung Bobby Nasution pada Pilkada Sumatera Utara

    Nasional
    Gerindra Sebut Golkar Tak Berkenan Andra Soni Jadi Cawagub Airin di Banten

    Gerindra Sebut Golkar Tak Berkenan Andra Soni Jadi Cawagub Airin di Banten

    Nasional
    Revolusi Digital: Tantangan Geopolitik dalam Industri Penyiaran Indonesia

    Revolusi Digital: Tantangan Geopolitik dalam Industri Penyiaran Indonesia

    Nasional
    Kunjungi Turkiye, KSAU Perkuat Kerja Sama dengan Turkish Air Force dan Tinjau Pabrik “Drone”

    Kunjungi Turkiye, KSAU Perkuat Kerja Sama dengan Turkish Air Force dan Tinjau Pabrik “Drone”

    Nasional
    Proses Pelanggaran Etik Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh, KY Mintai Keterangan Pihak Terkait

    Proses Pelanggaran Etik Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh, KY Mintai Keterangan Pihak Terkait

    Nasional
    Mengaku Punya Opsi Lain untuk Pilkada Jakarta, PKB Munculkan Duet Anies-Ida Fauziyah

    Mengaku Punya Opsi Lain untuk Pilkada Jakarta, PKB Munculkan Duet Anies-Ida Fauziyah

    Nasional
    Periksa Sejumlah Saksi, KPK Dalami Investasi Sukuk PT Taspen

    Periksa Sejumlah Saksi, KPK Dalami Investasi Sukuk PT Taspen

    Nasional
    Sosok yang Ancam 'Buldozer' Kominfo Divonis 5 Tahun Penjara

    Sosok yang Ancam "Buldozer" Kominfo Divonis 5 Tahun Penjara

    Nasional
    Jokowi Tinjau Pemberian 300 Pompa Sawah Tadah Hujan di Bone Sulsel

    Jokowi Tinjau Pemberian 300 Pompa Sawah Tadah Hujan di Bone Sulsel

    Nasional
    Komnas Perempuan Sebut Ada 4 Kasus Kekerasan Seksual di KPU, 2 Libatkan Hasyim

    Komnas Perempuan Sebut Ada 4 Kasus Kekerasan Seksual di KPU, 2 Libatkan Hasyim

    Nasional
    Komnas Perempuan Apresiasi Pemecatan Ketua KPU yang Terbukti Lakukan Tindak Asusila

    Komnas Perempuan Apresiasi Pemecatan Ketua KPU yang Terbukti Lakukan Tindak Asusila

    Nasional
    Soal PDN Diretas, Puan: Yang Merasa Lalai Sebaiknya Evaluasi Diri

    Soal PDN Diretas, Puan: Yang Merasa Lalai Sebaiknya Evaluasi Diri

    Nasional
    Usai Hasyim Dipecat, KPU ingin Fokus Selesaikan Persoalan MK dan Persiapan Pilkada

    Usai Hasyim Dipecat, KPU ingin Fokus Selesaikan Persoalan MK dan Persiapan Pilkada

    Nasional
    KY Ungkap Alasan Ikut Pantau Sidang Praperadilan Pegi Setiawan

    KY Ungkap Alasan Ikut Pantau Sidang Praperadilan Pegi Setiawan

    Nasional
    Sandiaga Masuk Bursa Cagub Jabar, PDI-P Masih Jaring Aspirasi Publik

    Sandiaga Masuk Bursa Cagub Jabar, PDI-P Masih Jaring Aspirasi Publik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com