Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Soesatyo Beberkan Kelemahan Yunus

Kompas.com - 04/12/2011, 13:32 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, membantah penilaian bahwa Komisi III telah bermain aman dalam memilih pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2011-2015. Menurut dia, dalam pemilihan tersebut Komisi III telah memilih calon yang dinilai mampu memimpin KPK tanpa terkooptasi kekuasaan dan berani bekerja independen.

"Jadi, bukan soal main aman. Publik sudah geram melihat berbagai kasus besar mandek dan terus berputar-putar tidak jelas," ujar Bambang kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (4/12/2011).

Sebelumnya, pada Sabtu (3/12/2011), pengamat politik Yunarto Wijaya mengatakan, salah satu contoh Komisi III bermain aman dalam pemilihan itu tecermin ketika mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein kalah dalam pemilihan yang dilakukan dengan cara pemungutan suara (voting). Ia menilai, Yunus adalah sosok yang menakutkan bagi semua pihak karena mempunyai data transaksi keuangan yang mencurigakan.

Menurut Bambang, Komisi III setidaknya telah mempertimbangkan dua faktor minus yang menjadi penyebab tidak terpilihnya Yunus. Salah satunya, pernyataan Yunus yang terang-terangan telah didukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat uji kepatutan dan kelayakan di DPR.

"Kedua, dia tidak menjawab dengan tegas berani memeriksa kerabat Presiden, khususnya pada kasus Century dan kasus-kasus besar lainnya. Bahwa dia mengatakan lebih memilih memeriksa suatu presiden saat tidak dalam jabatannya, seperti Gloria Arroyo di Filipina. Ini yang menjadi pertimbangan kita untuk tidak memilih dia," tutur Bambang.

Seperti diberitakan, keraguan terhadap independensi Yunus Husein dalam memimpin KPK yang dilontarkan sebagian anggota Komisi III DPR selama ini terbukti. Yunus tak didukung mayoritas anggota Komisi III DPR ketika pemilihan empat pimpinan KPK periode 2011-2015. Mantan Ketua PPATK itu hanya mendapat dukungan 20 suara. Masih kalah dengan Zulkarnain dengan 37 suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pertama di Indonesia, Pemprov Sumsel dan PT KPI Bangun Taman Rawa dengan 55 Spesies Pohon Langka

    Pertama di Indonesia, Pemprov Sumsel dan PT KPI Bangun Taman Rawa dengan 55 Spesies Pohon Langka

    Nasional
    TNI Tunggu Penyelidikan soal Dugaan Keterlibatan Prajurit dalam Kebakaran Rumah Wartawan di Karo

    TNI Tunggu Penyelidikan soal Dugaan Keterlibatan Prajurit dalam Kebakaran Rumah Wartawan di Karo

    Nasional
    Kunker ke Surabaya, Wapres Resmikan Pembukaan Asian-Pacific Aquaculture 2024

    Kunker ke Surabaya, Wapres Resmikan Pembukaan Asian-Pacific Aquaculture 2024

    Nasional
    Kapolri Minta Otopsi Ulang Jenazah Afif Maulana Libatkan Pihak Luar, Demi Transparansi

    Kapolri Minta Otopsi Ulang Jenazah Afif Maulana Libatkan Pihak Luar, Demi Transparansi

    Nasional
    Bertemu MPR, Zulhas Minta Presiden Tetap Dipilih Rakyat

    Bertemu MPR, Zulhas Minta Presiden Tetap Dipilih Rakyat

    Nasional
    Ibu Afif Maulana: Pak Kapolri dan Kapolda, Tolong Cari Penganiaya Anak Saya, Bukan yang Memviralkan

    Ibu Afif Maulana: Pak Kapolri dan Kapolda, Tolong Cari Penganiaya Anak Saya, Bukan yang Memviralkan

    Nasional
    Sidang Putusan Dugaan Asusila, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Hadir Virtual

    Sidang Putusan Dugaan Asusila, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Hadir Virtual

    Nasional
    Mensos Sebut Data DTKS Penerima Bansos Aman dari Peretasan PDN

    Mensos Sebut Data DTKS Penerima Bansos Aman dari Peretasan PDN

    Nasional
    Singgung Altet Badminton China yang Meninggal, Menkes Sebut Layanan Katerisasi Jantung Belum Merata

    Singgung Altet Badminton China yang Meninggal, Menkes Sebut Layanan Katerisasi Jantung Belum Merata

    Nasional
    Menko PMK Usul Bandar sampai Pemain Judi 'Online' Disanksi Maksimal

    Menko PMK Usul Bandar sampai Pemain Judi "Online" Disanksi Maksimal

    Nasional
    Ayah Afif Maulana: Kami Enggak Tahu Mau Percaya Polisi atau Tidak...

    Ayah Afif Maulana: Kami Enggak Tahu Mau Percaya Polisi atau Tidak...

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Sebut Loyalitas Ganda Pegawai dari Luar Jadi Tantangan

    Wakil Ketua KPK Sebut Loyalitas Ganda Pegawai dari Luar Jadi Tantangan

    Nasional
    Data Bais Diretas, TNI: Sudah Ditangani Kemenko Polhukam dan BSSN

    Data Bais Diretas, TNI: Sudah Ditangani Kemenko Polhukam dan BSSN

    Nasional
    Luhut: Beruntung Jokowi Larang Ekspor Nikel...

    Luhut: Beruntung Jokowi Larang Ekspor Nikel...

    Nasional
    Menelisik Pelaksanaan Haji Indonesia 2024

    Menelisik Pelaksanaan Haji Indonesia 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com