Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Harus Pakai Parameter, Jangan Asal Pilih!

Kompas.com - 09/11/2011, 18:17 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat diminta tidak mengedepankan kepentingan politik dalam menyeleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Proses seleksi fit and proper test calon pimpinan KPK seharusnya menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan.

"DPR harus membuat mekanisme, tahapan, serta metodologi seleksi yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan," kata anggota Koalisi Pemantau Peradilan, Jamil Mubarok, Rabu (9/11/2011), di Jakarta.

Menurut Jamil, sejauh ini DPR belum menetapkan metodologi untuk uji kelayakan dan kepatutan para calon pimpinan KPK tersebut. Padahal, DPR akan menggelar uji ini pada pekan depan. Ia meminta agar uji ini dikemas dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan, transparan, dan alat ukurnya dapat diuji secara akademik.

Jamil berpendapat, DPR dapat mencontoh metodologi yang ditempuh panitia seleksi calon pimpinan KPK dalam memilih 8 calon. Sistem itu dapat menghasilkan urutan terbaik sampai terburuk dari setiap calon pimpinan.

Ia mengatakan, DPR juga dapat menerapkan serangkaian metode kualitatif untuk menggali kepribadian dan kualitas pribadi calon. "Menulis makalah yang telah dijalankan DPR dapat dijadikan alat untuk menggali kompetensi calon," ujarnya.

Uji makalah tersebut seharusnya juga diikuti dengan mencari masukan masyarakat terhadap kredibilitas para calon. Selanjutnya diperlukan penelusuran terhadap rekam jejak para calon yang menyangkut kepemilikan dan asal usul harta kekayaan, kontribusi pemberantasan korupsi, atau perilaku menyimpang dalam masyarakat.

Anggota Komisi III DPR asal Fraksi Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin, mengatakan, fraksinya akan mempertimbangkan hasil penilaian Pansel KPK dalam melakukan fit and proper test. "Track record akan jadi ukuran, komitmen, bagaimana masukan masyarakat itu jadi pegangan, berbagai hal, mencari data yang ada," katanya.

Anggota Pansel KPK, Imam Prasojo, mengatakan, dalam menyeleksi para calon pimpinan KPK, pihaknya mempertimbangkan empat hal, yaitu kepemimpinan para calon, integritas, kompetensi dan komitmen, serta independensi.

DPR dijadwalkan mulai menyeleksi 8 calon pimpinan KPK yang diajukan Pansel KPK pada 24 Oktober 2011. Seleksi dimulai dengan uji makalah yang akan dilanjutkan dengan fit and proper test pada pekan depan.

Delapan calon pimpinan KPK yang ikut seleksi di DPR itu adalah Abdullah Hehamahua, Bambang Widjojanto, Abraham Samad, Aryanto Sutadi, Zulkarnain, Handoyo Sudrajat, Adnan Pandu Pradja, dan Yunus Husein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com