Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya jika Ada Transaksi Politik Pimpinan KPK

Kompas.com - 25/10/2011, 17:22 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi memasuki tahap akhir. Delapan nama yang telah diseleksi Panitia Seleksi telah diserahkan kepada DPR. Selanjutnya DPR akan memilih empat nama yang akan menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi periode mendatang.

Celakanya, menurut Koordinator Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch Febri Diansyah, tak ada jaminan bahwa DPR bakal memilih calon terbaik. Minimal memilih berdasarkan peringkat terbaik yang ditetapkan Panitia Seleksi. Bahkan, lanjut Febri, sangat mungkin terjadi transaksi politik di DPR dalam memilih empat pimpinan KPK yang akan datang sehingga calon yang punya integritas bisa saja tersingkir.

"Ini yang paling berbahaya, terutama jika ada transaksi politik dalam pemilihan. Agar itu tidak terjadi, semua calon juga harus menyatakan dan pegang kuat komitmen agar tidak akan mau jika ada transaksi-transaksi politik," kata Febri di Jakarta, Selasa (25/10/2011).

Febri mengaku sulit berharap ke DPR bahwa mereka bakal memilih calon terbaik. Terlebih lagi, KPK periode sebelumnya banyak mengungkap kasus-kasus korupsi yang melibatkan sejumlah politikus di DPR.

"Kalau ke DPR-nya, ya sulit diharapkan. Mungkin ada beberapa orang yang masih punya semangat antikorupsi. Namun, mereka kan diatur oleh kekuasaan yang lebih tinggi, yaitu oligarki partainya," ujar Febri.

Harapan DPR memilih calon terbaik tanpa ada transaksi politik menjadi makin sulit saat KPK kini tengah gencar membongkar korupsi yang melibatkan politikus dan partainya seperti dalam kasus korupsi yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

"Terlebih lagi, saat ini KPK sedang menyasar dapur partai politik seperti soal dana politik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com