Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan KPK Jilid Dua Harus Lapor Kinerjanya

Kompas.com - 21/09/2011, 23:53 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya masalah yang membelit pimpinan KPK jilid dua, membuat integritas dan kinerja mereka dipertanyakan. DPR pun mengusulkan agar pimpinan KPK jilid dua ini membuat laporan kinerja mereka selama memimpin lembaga itu, padai akhir masa jabatannya pada tahun ini.

"Untuk KPK jilid kedua ini, seluruh pimpinanannya harus buat laporan, apa yang dilakukan berdasarkan puluhan ribu pengaduan masyarakat. Mengapa penyelidikannya sekian, mengapa penyidikannya sekian. Si X sudah dihukum dalam bundel putusannya sudah disebut nama, tetapi KPK tidak menyentuh nama itu. Itu yang membuat pertanyaan tentang tebang pilihnya KPK," kata Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Persatuan Pembangunan, Ahmad Yani di Jakarta, Rabu (21/09/2011).

Belum lagi, kata Ahmad Yani, saat ini KPK telah membentuk Tim Advokasi dan Analisis yang belum jelas apa fungsi dan tugasnya.

Menurut Yani, pembentukan tim tersebut seperti memberi kesempatan pihak di luar organ negara masuk ke dalam KPK,

"Jangan-jangan pihak ini yang men-drive KPK, perkara ini boleh, perkara itu enggak boleh. Kami menolak dan meminta pertanggung jawaban kalau ini dibentuk resmi," katanya.

Menurut Yani, ada tugas pokok KPK yang diberi mandat oleh lembaga negara, berupa laporan masyarakat.

"Mandat itu diberikan DPR dan BPK, menyangkut kasus Century dan masih berputar-putar. Sudah hampir dua tahun kasus ini dan satu tahun selesai di paripurna DPR sampai saat ini kita belum melihat kelanjutan. Masih penyelidikan saja. Kami minta sebelum Desember berakhir lima pimpinan KPK harus segera melaporkan kinerja mereka. Ini bentuk pertanggungjawaban moral kepada publik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com