JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan suap wisma atlet, Mohamad Nazaruddin tidak berkomentar banyak seusai menjalani pemeriksaan selama hampir dua jam di Komisi Pemberantasan Korupsi.
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu hanya meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak mengganggu anak dan istrinya. "Saya minta sama Pak SBY, jangan ganggu anak istri saya. Saya enggak akan ngomong apa-apa, saya lupa semuanya, saya enggak tau apa-apa," tutur Nazaruddin.
Nazaruddin bahkan meminta untuk langsung ditahan tanpa melalui proses penyidikan. "Saya mengaku salah, kalu perlu saya enggak usah disidik langsung divonis saja, ditahan saja, enggak masalah," katanya.
Nazaruddin tidak menjelaskan lebih jauh soal pernyataannya itu. Dia juga tidak menjawab saat diberondong pertanyaan soal ancaman terhadapnya.
Kuasa hukum Nazaruddin, OC Kaligis menambahkan, kliennya telah menyiapkan surat untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mengenai kapan surat itu akan dikirim, merupakan kewenangan Nazaruddin, Kaligis enggan menjawab.
Terkait pemeriksaan hari ini, Kaligis mengatakan, Nazaruddin hanya ditanya kesiapannya untuk diperiksa dalam kasus wisma atlet. "Dia (Nazaruddin) jawab, 'saya saja yang salah, saya sendiri saja, saya tidak akan ngomong apa-apa," ungkapnya.
Pasal yang disangkakan kepada Nazaruddin, lanjut Kaligis, hanya yang terkait dengan kasus wisma atlet. Dalam tersebut, Nazaruddin selaku anggota DPR diduga menerima pemberian uang senilai Rp 4,3 miliar terkait pemenangan PT Duta Graha Indah sebagai pelaksana proyek wisma atlet.
Kasus ini juga melibatkan anak buah Nazaruddin, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, dan Manajer Pemasaran PT DGI, Mohamad El Idris.
Selama buron hampir tiga bulan, Nazaruddin memunculkan dugaan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini. Dia menuding anggota DPR lainnya yakni Angelina Sondakh (fraksi Partai Demokrat), Mirwan Amir (fraksi Partai Demokrat), dan Wayan Koster (fraksi PDIP) dalam kasus wisma atlet.
Dia juga menyebut Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng ikut menerima aliran dana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.