JAKARTA, KOMPAS.com- Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi Abdulah Hehamahua mengaku tak akan menerima tawaran dari pihak manapun yang berjanji membantu untuk meloloskan dirinya sebagai pimpinan KPK dengan deal-deal tertentu. Ia memang ingin mengabdikan diri sebagai pimpinan KPK, tetapi upaya tersebut harus dilakukan sesuai dengan etika dan peraturan yang berlaku.
"Lebih baik tidak diterima menjadi pimpinan KPK jika harus menerima meskipun hanya Rp 1.000," kata Hehamahua saat ditanya mengenai berbagai kemungkinan yang bakal dihadapi dalan proses seleksi KPK baik di Pansel dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (15/8/2011) ini.
Selaku penasihat KPK (hingga kini), Abdullah mengaku seing mendapatkan telepon berupa permintaan dari berbagai pihak untuk membantu kasusnya di KPK. Termasuk di antaranya dari salah satu mantan menteri yang tengah menghadapi kasus di KPK. Namun, ia mengaku selalu menolak permintaan-permintaan semacam itu.
Dalam bergaul pun, tambahnya, dia selalu menjaga kode etik seperti yang diatur bagi pimpinan dan pegawai KPK. "(Menerima) Minum dan snack tidak pernah saya lakukan ketika menjalankan tugas. Padahal kode etik membolehkan, makan yang tidak boleh," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.