Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jingle" Sari Roti untuk Kelabui Polisi?

Kompas.com - 21/07/2011, 17:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Suara jingle produk roti Sari Roti yang terdengar dalam rekaman wawancara antara M Nazaruddin dan Metro TV bisa jadi merupakan cara Nazaruddin untuk mengelabui penyelidikan polisi.

Pengamat IT security, Ruby Alamsyah, mengatakan, Nazaruddin bisa saja mengelabui masyarakat dengan sengaja memutar rekaman jingle tersebut saat wawancara via telepon. "Opsinya bisa saja dia memanfaatkan perekam dan dia membuat backsound di belakang itu, bisa saja untuk mengelabui penegak hukum," kata Ruby, Kamis (21/7/2011).

Namun, Ruby belum dapat memastikan apakah jingle yang terdengar dalam dialog Nazaruddin dengan Metro TV itu merupakan rekaman yang diputar atau bukan. "Kalau analisis forensik audionya harus mendalam, itu bisa dilihat apakah backsound itu rekaman atau tidak," ujar Ruby.

Dugaan lainnya, menurut Ruby, Nazaruddin tengah menyalakan televisi yang memutar iklan Sari Roti saat melakukan wawancara dengan Metro TV. "Iklan-iklan Sari Roti yang live di TV, mungkin juga dia (Nazaruddin) di luar (negeri), tapi menyetel iklan itu, kan ada TV satelit (yang menyiarkan program televisi Indonesia di luar negeri)," katanya.

Terkait pencarian lokasi Nazaruddin, Ruby berpendapat bahwa hal itu tidak terlalu sulit dilakukan. Para penegak hukum dapat melacak lokasi Nazar hanya dengan meneliti BlackBerry Messenger yang dikirimkannya kepada sejumlah media.

"Device (alat komunikasi) itu akan terasosiasi nomor SIM card, dicari PIN, nomornya berapa, dan dilihat posisinya (Nazaruddin) di mana," kata Ruby.

Selain itu, penegak hukum dapat bekerja sama dengan Research In Motion (RIM) selaku penyedia layanan BlackBerry untuk melacak keberadaan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat tersebut.

"Dia (RIM) sudah punya SOP (standar operasional prosedur) untuk memberikan informasi, asal sesuai prosedur, orang yang mau dilacak berstatus hukum pasti," ucap Ruby.

Hingga kini, lokasi keberadaan M Nazaruddin masih misterius. Tersangka kasus dugaan suap terkait proyek wisma atlet SEA Games senilai Rp 191 miliar itu belum menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dari tempat persembunyiannya, Nazaruddin melancarkan tudingan-tudingan terhadap sejumlah pihak. Semula, dia melakukannya melalui BlackBerry Messenger. Terakhir, Nazaruddin melakukan telekonferensi atau percakapan jarak jauh dengan sejumlah media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

    MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

    Nasional
    Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

    Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

    Nasional
    Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

    Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

    Nasional
    BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

    BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

    Nasional
    Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

    Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

    Nasional
    Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

    Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

    Nasional
    Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

    Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

    Nasional
    Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

    Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

    Nasional
    MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

    MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

    Nasional
    11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

    11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

    Nasional
    Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

    Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

    KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

    Nasional
    Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

    Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

    Nasional
    Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

    Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

    Nasional
    Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

    Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com