Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Pastikan Panggil Nazaruddin

Kompas.com - 06/06/2011, 17:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi mengatakan, pihaknya pasti akan memanggil mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, belum dapat dipastikan kapan persisnya jadwal pemeriksaan terhadap Nazaruddin.

"Pasti dipanggil," kata Johan.

Ia melanjutkan, status cekal terhadap Nazaruddin yang dimohonkan KPK kepada Keimigrasian menunjukkan bahwa keterangan politikus Partai Demokrat itu penting dan tidak mungkin diabaikan. Dengan demikian, KPK pasti akan memeriksanya. "Dari enam yang dicekal, tinggal Nazaruddin doang yang belum (diperiksa)," kata Johan.

Terkait pemeriksaan kasus ini, KPK telah meminta Direktorat Jenderal Keimigrasian untuk menerbitkan surat cegah terhadap enam saksi dalam kasus dugaan suap dengan bukti cek senilai Rp 3,2 miliar itu. Mereka yang dicegah adalah Nazaruddin, Dudung Purwadi (Direktur Utama PT DGI), Johanes Adi Widodo (Direktur Operasional PT DGI), Laurencius Teguh Khasanto (Direktur Keuangan PT DGI), Yulianis (bagian keuangan PT Anak Negeri), dan Oktarina Furi (bagian keuangan PT Anak Negeri).

Selain Nazar, saksi-saksi yang dicegah telah menjalani pemeriksaan di KPK. Pencegahan terhadap saksi-saksi tersebut dibutuhkan demi kepentingan penyidikan.

"Kalau sewaktu-waktu diperlukan keterangannya, tidak sedang berada di luar negeri," ucap Johan.

Selain mencegah keenamnya, KPK juga mengajukan permohonan pencegahan terhadap tiga tersangka dalam kasus suap tersebut, yakni Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam; mantan Direktur PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang; dan Manajer Marketing PT DGI Mohamad El Idris.

Nama Nazaruddin masuk dalam pusaran kasus ini setelah mantan pengacara Rosa, Kamaruddin Simanjuntak, mengungkapkan dugaan keterlibatannya sebagai atasan Rosa. Namun, sehari sebelum dicegah ke luar negeri, Nazaruddin telah bertolak ke Singapura pada 23 Mei 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

    Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

    Nasional
    Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

    Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

    Nasional
    GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

    GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

    Nasional
    Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

    Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

    Nasional
    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Nasional
    PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

    PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

    Nasional
    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Nasional
    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Nasional
    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com