Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penegakan Hukum Kehutanan Berlanjut

Kompas.com - 26/05/2011, 10:48 WIB

LAMPUNG, KOMPAS.com — Proses penegakan hukum terhadap perambah kawasan hutan terus berlanjut. Setelah mengumpulkan bukti-bukti di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah, tim penegakan hukum kehutanan yang dibentuk Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan turun ke Kalimantan Selatan.

Menhut menegaskan hal ini di sela-sela kunjungan kerja ke Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Rabu (25/5/2011). Tim penegakan hukum kehutanan terdiri dari Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dari hasil pemeriksaan terakhir, tim menetapkan enam kabupaten yang paling parah kerusakan kawasan hutannya akibat perambahan tambang dan perkebunan. Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemhut Darori menambahkan, keenam kabupaten itu berinisial S dan BU (Kalteng), K dan L (Kalbar), serta K dan KT (Kaltim).

"KPK yang akan memeriksa tindak pidana korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan nepotisme. Untuk tindak pidana kehutanan, tetap di tim," ujar Darori.

Praktik perambahan kawasan hutan mencakup areal seluas sedikitnya 5 juta hektar. Di Kalteng saja yang memiliki 15,4 juta hektar kawasan hutan, pertambangan dan perkebunan merambah seluas 3,8 juta hektar.

Tumpang tindih kawasan hutan dengan konsesi perkebunan dan pertambangan menjadi fenomena bola salju. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan, 6.000 dari 8.000 izin kuasa pertambangan mineral dan batubara tumpang tindih, baik sesama tambang maupun izin pengelolaan hutan tanaman industri.

Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kemhut Iman Santoso mengatakan, industri kehutanan bisa menolerir okupansi pertambangan seluas 10 persen dari konsesi mereka. Masalah ini bisa diatasi jika deposit tambang diatur dalam tata ruang.

Berdasarkan data Greenomics Indonesia, organisasi nonpemerintah yang aktif mengkaji ekonomi kehutanan, dari 68 juta hektar kawasan hutan, terdapat 26 juta hektar yang tumpang tindih. Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi mengatakan, Kalimantan dan Sumatera merupakan dua wilayah dengan kasus tumpang tindih kawasan hutan terbanyak.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Salahuddin Sampetoding meminta pemerintah menuntaskan persoalan ini. '"Konsesi dari 70 persen anggota kami tumpang tindih dengan perkebunan dan pertambangan," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com