Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Masih Usut Kaitan Panji dengan NII

Kompas.com - 12/05/2011, 13:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian akan proporsional menyelidiki dugaan keterlibatan pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang, dalam jaringan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX. Kepolisian tidak akan terpengaruh dengan tokoh-tokoh nasional maupun politik yang dekat dengan Panji.

"Kalau nanti memang ada indikasi mengarah ke makar, pemalsuan, atau kejahatan lain, perorangan atau terorganisir, nanti ada langkah-langkah hukum. Jadi, Polri melihatnya secara proporsional, tidak terpengaruh ada kunjungan apa ke (Ponpes) Al-Zaytun," ucap Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Kamis (12/5/2011).

Hal itu diungkapkan Boy ketika ditanya apakah kedekatan Panji dengan sejumlah tokoh dan partai politik menghambat Polri. Seperti diketahui, Ponpes Al-Zaytun yang terletak di Indramayu, Jawa Barat, ternyata kerap dikunjungi para tokoh politik.

Boy mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan alat bukti serta memeriksa saksi-saksi untuk membuktikan adanya pemalsuan dokumen kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia maupun perbuatan makar yang dituduhkan kepada Panji.

"Jadi, kami selalu berdasarkan pada proses hukum. Mohon diberikan waktu untuk menjadikan informasi yang diberikan kepada kami menjadi fakta hukum. Kami perlu waktu untuk memeriksa sejumah orang," ucap Boy.

Boy menambahkan, penyidik juga belum memiliki bukti adanya aliran dana dari NII ke Al-Zaytun. "Masalah aliran dana sifatnya baru informasi. Jadi, tidak ada data awal yang cukup bagi Polri untuk meyakinkan bahwa ada sejumlah uang dalam rekening atas nama orang-orang tertentu yang berlatar belakang melakukan aktivitas NII," ucap Boy.

Mengenai pemanggilan Panji untuk dimintai keterangan, lanjutnya, hal itu akan dilakukan setelah penyidik selesai meminta keterangan saksi-saksi serta mengumpulkan alat bukti. "Ini baru dalam proses mengumpulkan bukti permulaan yang cukup untuk mempersangkakan seseorang," pungkas Boy.

Seperti diberitakan, mantan Menteri Peningkatan Produksi NII Imam Supriyanto melaporkan Panji dengan sangkaan pemalsuan dokumen setelah namanya dicoret sebagai pendiri Ponpes Al-Zaytun. Selain membeberkan mengenai pemalsuan, saat diperiksa penyidik, Imam juga membeberkan keterlibatan Panji dalam NII.

Menurut Imam, namanya dicoret setelah ia keluar dari NII. Imam mengaku telah bergabung selama 20 tahun dengan NII KW IX dengan jabatan terakhir Menteri Peningkatan Produksi NII.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Operasi Kaki Kiri, Gerindra: Kecelakaan Tahun 80-an di Timor Timur, Akibatnya Puluhan Tahun Kemudian

    Prabowo Operasi Kaki Kiri, Gerindra: Kecelakaan Tahun 80-an di Timor Timur, Akibatnya Puluhan Tahun Kemudian

    Nasional
     Kuasa Hukum Bantah Firli Bahuri Terima Rp 1,3 Miliar dari SYL

    Kuasa Hukum Bantah Firli Bahuri Terima Rp 1,3 Miliar dari SYL

    Nasional
    Ketika 2 Pimpinan KPK Ungkap Koordinasi dengan Polri dan Kejaksaan Tak Berjalan Baik...

    Ketika 2 Pimpinan KPK Ungkap Koordinasi dengan Polri dan Kejaksaan Tak Berjalan Baik...

    Nasional
    Jokowi Tugaskan Luhut Bentuk Tim Pengkaji 'Family Office'

    Jokowi Tugaskan Luhut Bentuk Tim Pengkaji "Family Office"

    Nasional
    Jokowi Gelar Rapat Bahas Rencana Pemindahan ASN ke IKN

    Jokowi Gelar Rapat Bahas Rencana Pemindahan ASN ke IKN

    Nasional
    Peretasan PDN, Perbaikan Pengamanan Data Pemerintah Mesti Dipercepat

    Peretasan PDN, Perbaikan Pengamanan Data Pemerintah Mesti Dipercepat

    Nasional
    PDN Diretas, Pemerintah Diminta Patuhi Standar Pengelolaan Data UU PDP

    PDN Diretas, Pemerintah Diminta Patuhi Standar Pengelolaan Data UU PDP

    Nasional
    Pihak Firli Klaim Belum Terima Surat Perpanjangan Pencegahan

    Pihak Firli Klaim Belum Terima Surat Perpanjangan Pencegahan

    Nasional
    PPP Tawarkan Taj Yasin jadi Cawagub Jateng ke Gerindra dan PDI-P

    PPP Tawarkan Taj Yasin jadi Cawagub Jateng ke Gerindra dan PDI-P

    Nasional
    Sandiaga Khawatir Peretasan PDN Tekan Kunjungan Wisatawan

    Sandiaga Khawatir Peretasan PDN Tekan Kunjungan Wisatawan

    Nasional
    Pemerintah Sudah Temukan Biang Kerok yang Bikin PDN Diserang Ransomware

    Pemerintah Sudah Temukan Biang Kerok yang Bikin PDN Diserang Ransomware

    Nasional
    Berdayakan UMKM, Kampus Umar Usman Dompet Dhuafa Raih Penghargaan pada Ajang Bina UMKM Award 2024

    Berdayakan UMKM, Kampus Umar Usman Dompet Dhuafa Raih Penghargaan pada Ajang Bina UMKM Award 2024

    Nasional
    KPU Akomodasi Putusan MA, PKS: Kasihan Publik Terima Calon Kepala Daerah Belum Matang

    KPU Akomodasi Putusan MA, PKS: Kasihan Publik Terima Calon Kepala Daerah Belum Matang

    Nasional
    KPK Sita 40 Bidang Tanah Eks Bupati Kepulauan Meranti

    KPK Sita 40 Bidang Tanah Eks Bupati Kepulauan Meranti

    Nasional
    Presiden RI yang Pernah Jalani Operasi Saat Menjabat dan Sudah Lengser

    Presiden RI yang Pernah Jalani Operasi Saat Menjabat dan Sudah Lengser

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com