Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adhyaksa Melanggar Pesan Ayah

Kompas.com - 03/05/2011, 18:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault menyatakan rela jika Wafid Muharam tidak ingin ia sebagai pengacaranya meskipun kesediannya menjadi pembela Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga yang tersangkut kasus dugaan suap itu telah melanggar pesan almarhum ayahnya, HM Dault SH.

Dault dikenal sebagai pengacara dan politisi senior yang sering melawan pemerintahan Orde Baru. "Pesan sebelum ayah meninggal, saya boleh membela perkara apa pun, asal jangan perkara korupsi atau suap. Sekarang saya terpaksa membela perkara suap mantan staf saya," kata Adhyaksa di ruang kerjanya sebagai pengacara dan komisaris BRI, Jakarta, pekan lalu.

Wafid sendiri pekan lalu tertangkap tangan oleh KPK karena menerima cek Rp 3,2 miliar terkait proyek pembangunan wisma atlet SEA Games.

Adhyaksa meyakini, mantan anggota stafnya itu bukan seorang koruptor. "Tak mungkin orang berani terima suap di kantornya sendiri, apalagi di hadapan anak buahnya. Suap-menyuap, itu, kan, biasanya di tempat 'gelap', seperti di hotel atau restoran," tuturnya.

Adhyaksa mengenal Wafid sebagai anggota staf yang sederhana dan jujur. "Sampai sekarang dia tinggal di Perumnas Karawaci, Tangerang," ujarnya.  

Pada Selasa (3/5/2011), Wafid mencabut kuasanya terhadap Adhyaksa sebagai kuasa hukumnya. Wafid beralasan enggan merepotkan mantan atasannya itu, sebagaimana disampaikan kuasa hukum Wafid lainnya, Erman Umar.

"Pak Wafid merasa Pak Adhyaksa sangat sibuk berat. Ada event-event olahraga internasional di dalam negeri," ujar Erman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com