Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedakan Terorisme dengan Cuci Otak

Kompas.com - 29/04/2011, 09:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalang teror bom buku dan rencana bom di Serpong, Tangerang, Pepi Fernando, diduga merupakan salah satu anggota Negara Islam Indonesia yang mengalami cuci otak dan menjadi terorisme.

Peneliti terorisme International Crisis Group (ICG), Sidney Jones, membantah dugaan ini. Menurut Sidney, cuci otak dan terorisme merupakan dua sisi yang berbeda. Apalagi, ia mensinyalir Negara Islam Indonesia memiliki banyak faksi dengan aksi yang berbeda-beda. Pepi diduga termasuk dalam Faksi Tahmir yang bergerak di terorisme. Berbeda dengan Faksi Abu Toto atau Panji Gumilang.

"Tidak ada satu NII, ada banyak. Kalau Pepi yang katanya direkrut oleh NII, tidak ada hubungan dengan KW 9. Faksinya berbeda. Jangan gabungkan cuci otak dengan terorisme karena berbeda," ujar Sidney Jones saat menghadiri pengajian di Gedung PP Muhammadiyah, Kamis malam (28/04/2011).

Menurut dia, untuk pemberitaan mengenai mahasiswa yang menjadi korban penculikan dan cuci otak itu dilakukan oleh Negara Islam Indonesia, Komandemen Wilayah 9 yang dipimpin oleh Abu Toto atau Panji Gumilang. Faksi Abu Toto ini tidak bergerak di bidang terorisme, tetapi melakukan penipuan untuk mengumpulkan dana. Apalagi, KW 9 juga dianggap sedang mengalami kesulitan finansial.

"Kalau di media ada berita anak-anak kena cuci otak, cari uang, dan sebagainya, semua peristiwa itu dikaitkan ke KW 9 yang dipimpin Panji Gumilang," imbuh Sidney.

Seperti yang diketahui, nama Pepi disebut-sebut masuk dalam Negara Islam Indonesia di Banten, yang diduga merupakan salah satu jaringan terorisme. Meskipun ia kemudian membentuk jaringannya sendiri dalam melakukan aksi bom buku dan rencana bom di Serpong.

Namun, Pepi juga diduga terlibat dalam KW 9 setelah dalam penggeledahan di rumah mertuanya di Bekasi terdapat beberapa buku yang di antaranya menjelaskan tentang NII KW9 yang berjudul Sepak Terjang NII KW9 dan Abu Toto Menyelewengkan NII Pasca Kartosuwiryo dan beberapa buku jihad lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Nasional
    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Nasional
    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Nasional
    Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

    Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

    Nasional
    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    Nasional
    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Nasional
    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Nasional
    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com