Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi WNI di Libya Lebih Sulit

Kompas.com - 24/02/2011, 20:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI di Libya, Hassan Wirajuda, memperkirakan bahwa upaya evakuasi WNI di Libya lebih sulit dibandingkan dengan evakuasi WNI di Mesir. "Kesan saya, walaupun pemerintah Mubarak di Mesir mengalami tekanan politik krisis yang intensif, tetapi pemerintahannya masih jalan, kedutaan masih berfungsi. Berurusan dengan Mesir sangat responsif. Saya enggak yakin hal yang sama terjadi di Libya," kata Hassan yang juga Ketua Satgas Evakuasi WNI di Mesir itu seusai mengikuti rapat koordinasi terkait evakuasi WNI di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Menurut Hassan, institusi-institusi pemerintahan di Mesir masih bekerja meski aksi massa untuk menggulingkan Presiden Hosni Mubarak tengah berlangung. Dengan demikian, Kedutaan Besar RI tetap mudah berhubungan dengan mereka untuk mendapat bantuan fasilitas evakuasi. "Masih bisa minta jasa baik Mesir," ujar Hassan.

Berbeda dengan kondisi di Libya saat ini. Selain institusi pemerintahan di Libya kurang responsif, Pemerintah Indonesia juga mengalami kesulitan dalam menghubungi KBRI di sana. "Komunikasi telepon, internet, BlackBerry, misalnya, ke Mesir sempat ada gangguan, kemudian pulih. Namun, di Libya, tidak mudah berhubungan telepon dengan kedutaan. Itu tidak kita alami di Mesir," tuturnya.

Selain itu, lanjut Hassan, WNI di Mesir yang lebih banyak jumlahnya juga mempermudah pemerintah mengumpulkan WNI. Berbeda dengan di Libya. Sebanyak 870 WNI di Libya tersebar di banyak titik. "Di Mesir warga kita jauh lebih banyak, 6.200 orang. Untuk mengumpulkan 400 orang, untuk naik dalam satu pesawat, lebih gampang. Libya dengan 870, dan tersebar, harus jeli betul, informasi itu," ungkap Hassan.

Adapun di Libya, tambah Hassan, sebagian WNI baru terkumpul di dua titik. Pertama, sebanyak 210 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang direkrut perusahaan konstruksi Indonesia, PT Wijaya Karya, untuk pembuatan jalan raya dan jembatan di Libya berkumpul di lima kilometer dari kota Tripoli, tempat aksi massa terkonsentrasi.

Kedua, sebanyak 130 mahasiswa terkumpul di asrama universitas setempat. "Tapi sebaran relatif bisa kita baca. Kita terus baca perkembangannya, kita pastikan, agar kita bisa tentukan pesawat jenis apa yang akan digunakan, daya angkutnya," ucap Hassan.

Dia juga menyampaikan, melihat perkembangan kondisi di Libya, pemerintah merasa perlu segera mengevakuasi 870 WNI di sana. Adapun WNI yang kemungkinan akan dievakuasi lebih dulu adalah 210 TKI PT Wijaya Karya, mengingat jumlahnya yang cukup besar dan telah terkumpul di satu lokasi sehingga lebih mudah dievakuasi.

"Tapi seperti dikatakan transportasi ke airport masih jadi masalah. Saya berharap tidak sampai seminggu (sudah dievakuasi)," ujar Hassan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

    Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com