Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres Partai Demokrat Baru Dibahas 2013

Kompas.com - 09/01/2011, 22:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat, hingga kini belum membahas figur calon Presiden untuk pemilihan Presiden 2014. Pembahasan figur calon sekarang ini masih dianggap belum waktunya. Sebab, dua tahun ke depan, bagi Partai Demokrat merupakan tahun kerja untuk mewujudkan janji-janji kampanye lalu.

Adapun pembahasan figur capres baru akan dilakukan pada pertengahan tahun 2013. Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum saat diwawancarai khusus oleh Kompas di rumahnya di Jakarta, Minggu (9/1/2010).

Oleh sebab itu, menurut Anas, hingga kini belum ada satu pun figur yang akan dijagokan untuk capres. Namun, katanya, tidak kesulitan bagi Partai Demokrat untuk mencari figur capres. "Intinya, capres itu adalah orang yang dikenal, dan dipercaya dan akhirnya didukung," paparnya.

"Sekarang ini, yang terbaik , bagi kami adalah menyuguhkan kerja keras kepada rakyat. Jadi, nanti semester dua, dua tahun lagi. Tahun 2014, baru kita suguhkan politik. Kalau selama lima tahun ini disuguhkan politik saja, itu kurang tepat," ujar Anas.

Menurut Anas, figur capres yang terbaik adalah siapa yang diharapkan oleh bangsa Indonesia . Tidak harus egosentris secara politis. Misalnya, wajib si X atau si Y. "Bukan itu jalan pikiran Partai Demokrat. Sebab, Presiden, gubernur, walikota dipilih untuk bekerja bagi bangsa dan daerahnya. Bukan untuk kepentingan masing-masing orang dan partainya," tambahnya.

Ibu Negara belum tentu berkenan Lebih jauh Anas mengatakan, nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jelas tak memiliki kesempatan lagi mengingat ia sudah dua kali menjabat.

"Pendirian politik Presiden Yudhoyono sangat jelas dan tegas. Berkali-kali Presiden menyatakan cukup dua kali sehingga itu akan menjadi tradi si politik yang melembaga. Dan, Partai Demokrat, harus menjadi bagian dari institus ionalisasi dan tradisi demokrasi yang baik," paparnya.

Sedangkan Ibu Ani Bambang Yudhoyono, lanjut Anas, merupakan Ibu Negara yang berhasil, mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat yang baik dan tokoh yang dikenal. "Pada waktunya Majelis Tinggi partai akan membahasnya siapa yang akan menjadi calon. Namun, kami belum tahu apakah Ibu Ani berkenan dan Presiden Yudhoyono setuju, serta kader-kader Partai Demokrat sejalan dengan itu," ujar Anas .

Tentang pencalonan dirinya, Anas menjawab, "Mandat saya di Kongres Partai Demokrat lalu adalah untuk memajukan partai dan untuk berhasil memimpin partai dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com