Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kami Masih Mengungsi, Bapak Presiden...

Kompas.com - 03/12/2010, 07:22 WIB

KOMPAS.com — Status Awas Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta belum dicabut saat Istana Kepresidenan meniupkan isu monarki yang melebar ke sana kemari. Warga yang kehilangan anggota keluarga, rumah, tanah garapan, dan sumber penghidupan lainnya masih mengungsi. Mengapa Presiden bersyak wasangka....

Masa depan masih gelap bagi mereka karena yang kerap didengar hanya janji.

Peternak yang kehilangan sapi misalnya. Meski janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengganti sapi yang mati dan membeli sapi diujarkan setelah erupsi, realisasinya jauh dari harapan. Banyak pengungsi yang dihadapkan pada kebutuhan sehari-hari melupakan janji. Sapi dijual dengan harga murah karena janji tak bisa menghidupi.

Hingga Selasa (30/11/2011), atau lebih dari sebulan setelah erupsi Merapi, belum satu pun sapi pengungsi yang diganti pemerintah pusat seperti janji yang kerap diulangi. Pemerintah Kabupaten Sleman kebingungan karena mekanismenya tidak jelas. Hingga kini jumlah sapi yang sudah akad jual kepada pemerintah baru 46 ekor. Belum satu pun sapi itu dibayar.

”Saya bingung. Ternak yang mati mau diganti ternak hidup atau uang, tidak jelas. Pembelian ternak hidup juga tidak jelas. Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan pemerintah pusat berbeda,” ujar Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu.

Menurut Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Sleman Riyadi Martoyo, sapi yang mati di Sleman akibat erupsi Merapi sebanyak 2.468 ekor, sedangkan ternak hidup yang sudah diajukan untuk dijual oleh peternak di Sleman tak lebih dari 900 ekor.

Menurut Kepala Dinas Pertanian DIY Nanang Suwandi, pembayaran pembelian ternak sapi belum bisa dilakukan karena hingga kini dana belum dikucurkan. Pemerintah pusat kembali berjanji mengucurkan dana akhir November.

Pengungsi karena erupsi Merapi memang berkurang bersamaan dengan turunnya aktivitas vulkanik Merapi. Radius bahaya yang berkurang membuat warga berani kembali ke rumah yang sebagian besar rusak dan hancur untuk menata hidup. Pemerintah Kabupaten Sleman mencatat lebih dari 25.000 warganya masih tinggal di pengungsian dengan cerita pilu dan duka.

Banjir lahar dingin yang datang seperti tsunami membuat takut dan sejumlah jembatan rusak. Ratusan rumah pun terendam material Merapi. Banyak warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.

Dian Putra (6), murid kelas I SD Negeri Langensari, kehilangan tas, buku-buku pelajaran, dan sepatu yang hanyut bersama banjir Kali Code. Seragam sekolahnya basah, dan Dian tidak sekolah. Ia bersama orangtuanya, Ngatiran dan Sarmi, mengungsi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com