Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Jangan Terprovokasi Isu

Kompas.com - 16/11/2010, 12:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Maksud kepergian terdakwa Gayus Halomoan Tambunan ke Bali masih menjadi tanda tanya besar. Spekulasi di masyarakat terus bermunculan, di antaranya, Gayus bertemu dengan Aburizal Bakrie alias Ical, pemilik Bakrie Group sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.

Spekulasi itu muncul setelah Gayus dan Ical kepergok wartawan menonton Tournament Commonwealth Bank of Champions di Nusa Dua pada hari yang sama, yakni Jumat (5/11/2010). Bagaimana tanggapan Polri mengenai terus munculnya spekulasi itu?

Kepala Bareskrim Polri Komjen Ito Sumardi mengatakan, penyidik telah mengusut mulai keluarnya Gayus dari rutan hingga motif kepergian Gayus ke Bali. "Bagaimana prosesnya, bertemu dengan siapa. Kalau enggak bertemu masak harus dibilang bertemu. Kalau enggak bertemu, itu kan isu saja. Jangan terprovokasi dengan isu," ucap Ito di Mabes Polri, Selasa (16/11/2010).

Dikatakan Ito, Gayus berangkat ke Bali bersama keluarga dengan pesawat. Namun, Ito tidak bersedia menyebut siapa saja yang ikut dalam rombongan, pesawat apa yang ditumpangi, serta melalui bandara mana Gayus bertolak ke Bali. Menurut dia, semua itu sudah masuk dalam substansi perkara yang harus dibuka di pengadilan.

"Sekarang kalau memang ada kesempatan mau bertemu dengan keluarganya atau berjalan-jalan dengan keluarganya, masak harus dipaksakan bertemu dengan siapa," kata Ito.

Seperti diberitakan, Ical melalui Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, telah membantah ada pertemuan dengan Gayus di Bali. "Saya pastikan, itu rumor yang sengaja ditiupkan," kata Priyo. Gayus sendiri mengaku hanya refreshing ke Bali bersama keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

    Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

    Nasional
    Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

    Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

    Nasional
    Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

    Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

    Nasional
    PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

    PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

    Nasional
    Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

    Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

    Nasional
    Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

    Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

    Nasional
     Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

    Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

    Nasional
    PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

    PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

    Nasional
    Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

    Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

    Nasional
    Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

    Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

    Nasional
    Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

    Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

    Nasional
     Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

    Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

    Nasional
    PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

    PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

    Nasional
    PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

    PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

    Nasional
    Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

    Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com