Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Century Tak Persoalkan Situs SMI

Kompas.com - 06/10/2010, 15:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Pengawas Century DPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan, pihaknya menanggapi dengan pikiran positif peluncuran situs dan upaya mencalonkan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tahun 2014.

"Soal peluncuran situs dan pencapresan Sri Mulyani Indarwati pada 2014, ya kami berpikir positif saja dan menghormati gagasan itu sebagai hak azasi setiap orang," kata anggota Komisi III DPR RI ini di Jakarta, Rabu (6/10/2010).

Namun, menurut Bambang Soesatyo, sebagai tim pengawasan DPR RI terhadap penyelesaian kasus "bailout" Bank Century, pihaknya tetap mendorong terlaksananya proses hukum.

"Sebab telah jelas dari kesimpulan Pansus Kasus Century DPR RI berdasarkan laporan BPK dan temuan-temuan lainnya, menunjukkan bahwa kasus ini merugikan keuangan negara Rp 6,7 triliun," ungkapnya.

Karena itu, kata Bambang, Sri Mulyani tidak bisa lepas tangan.

"DPR RI tetap minta pertanggungjawaban yang bersangkutan," tandasnya.

Menurut dia, hal ini penting demi penegakkan dan kepastian hukum serta rasa keadilan masyarakat. "Yang curi singkong saja divonis penjara," katanya.

"I’ll Be Back"

Menanggapi slogan "I’ll be back", menurut Bambang, memang suatu keniscayaan.

"Itu urusan SMI. Tapi bagi negara dan rakyat Indonesia, ada masalah hukum yang harus dipertanggungjawabkan," katanya.

Sedangkan soal peluang Capres 2014, Bambamg berpendapat, hal itu akan terbuka lebar, jika SMI berani memberikan klarifikasi tentang penggelontoran dana trilyunan rupiah untuk Bank Century.

"Klarifikasi atau kesaksian atas perintah siapa menandatangani ’bailout’ Bank Century dan membiarkannya hingga negara terpaksa ’nombok’ Rp6,7 triliun, mesti dilakukannya terlebih dululah," ujarnya.

Apalagi, demikian Bamsat, BPK dan DPR RI telah menyimpulkan adanya perbuatan melawan hukum atas proses bailout tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com