Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Bisa Cegah Gedung Mewah DPR

Kompas.com - 02/09/2010, 21:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menyatakan tidak bisa terlibat lebih jauh untuk mencegah pelaksanaan pembangunan gedung baru DPR senilai Rp 1,6 triliun. Pemerintah hanya bisa memberikan langkah melalui Sekretaris Jenderal DPR sebagai salah satu unsur pemerintah untuk mengingatkan dan mempertimbangkan rencana pembangunan gedung baru tersebut agar lebih efisien dan efektif serta tidak terlalu mewah.

Hal itu terutama dalam peruntukan ruang di gedung baru DPR yang akan mulai dibangun tersebut. Sebut saja, mengganti ruang rekreasi dan spa atau ruang-ruang yang tidak bermanfaaat dengan mengubahnya menjadi ruang yang bermanfaat, seperti ruang perpustakaan DPR yang representatif atau ruang presentasi produk-produk perundang-undangan yang sudah dihasilkan DPR selama ini serta ruang bagi penyambutan tamu-tamu DPR negara asing yang berkunjung ke DPR.

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa saat ditanya Kompas seusai menghadiri rapat di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (2/9/2010) sore.

"Saya tidak mendalami masalah itu dan tidak ikut campur ke dalam persoalan itu lebih jauh. Akan tetapi, kita bisa melalui Sekjen DPR sebagai unsur pemerintah untuk mengingatkan masalah-masalah itu," ungkap Hatta.

Menurut Hatta, upaya pemerintah mengingatkan melalui Sekjen DPR diyakini akan berhasil. "Sebab, DPR juga, saya kira tidak akan happy dengan sesuatu yang tidak banyak memberikan manfaat bagi rakyat itu," tambahnya.

Hatta mengakui bisa membaca di tubuh internal DPR sendiri bahwa kini terjadi perdebatan antara yang pro dan kontra. "Selain fraksi kami, Partai Amanat Nasional, yang mengkritik, Wakil Ketua DPR Pramono Anung pun ikut mengkritik karena pembangunan gedung DPR itu dinilai terlalu mewah," ujar Hatta.

Ditanya mengapa saat pembahasan APBN di DPR, wakil pemerintah tidak menolak usulan pembangunan gedung baru DPR yang sangat mewah tersebut, Hatta mengaku bahwa pemerintah tentu tidak terlalu merinci melihat usulan pembangunan gedung baru tersebut.

"Ya, tentu, karena pemerintah tidak melihat rancangan dan lain-lainnya waktu itu. Sebab, itu kan kewenangan DPR. Akan tetapi, kita akan bicarakan dengan Sekjen DPR," ungkap Hatta.

Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang ditanya pers seusai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, mengaku belum bisa mengomentari masalah itu. "Saya kan baru. Saya masih pelajari dan mengkajinya dulu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

    Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com