Oleh: J Osdar
KOMPAS.com — Sabtu (26/6/2010) siang, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih baru tiba di Jakarta setelah melakukan perjalanan kerja ke Gorontalo. Seorang wartawan menyapa wanita yang dahulu sering disapa dengan nama Enny ini. ”Bolehkah saya memanggil Ibu Menteri dengan sebutan dokter saja?” Enny menjawab, ”Boleh. Itu panggilan untuk pendekatan profesional.”
Sebelum dilantik menjadi salah seorang menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu II, dokter Enny pernah masuk Istana Presiden di Jakarta. Ia tidak tahu yang dimasukinya itu Istana Negara atau Istana Merdeka.
”Sampai sekarang kalau saya masuk ke kawasan Istana Presiden sangat tergantung pada ajudan saya,” ujar dokter kelahiran Jakarta, 1 Februari 1955, ini dari keluarga Prof Dr Sudjiran Resosudarmo, Rektor Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Jakarta 1980-1984, dengan Satimah Mardjana. Kedua orangtuanya ini telah wafat. Enny adalah anak kedua dari enam bersaudara.
Ketika awal menjadi menteri, Enny belum kenal sebagian besar anggota kabinet lainnya. ”Saya membeli lembaran daftar nama dan foto anggota Kabinet Indonesia Bersatu II atau KIB II di pinggir jalan. Saya menghafalkan nama dan wajah mereka dari situ,” ujar istri dokter Reanny Mamahit itu.
”Sekarang anggota kabinet sudah solid dan kompak. Dalam sidang kabinet saya duduk dekat Muhaimin Iskandar, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dengan Beliau, saya sering saling bertanya tentang apa yang kami catat dari sidang kabinet,” kata ibu dari tiga orang anak yang telah dewasa ini.
Meneliti pelacuran
Beberapa tahun silam, ketika masih sebagai seorang mahasiswi kedokteran Universitas Indonesia, Enny pernah mendatangi kawasan pelacuran Bongkaran di Tanah Abang. Beberapa tahun kemudian sebagai dokter muda, Enny mengadakan penelitian cukup lama di kawasan pelacuran Jakarta, Kramat Tunggak. Dari penelitian ini, Enny menulis buku berjudul Perempuan Perempuan Kramat Tunggak. Pengalaman yang dahsyat sekali.
Kramat Tunggak waktu itu adalah bagian dari koreng masyarakat Indonesia yang miskin dan sakit. Kompleks pelacuran Kramat Tunggak kini sudah ditiadakan. Tetapi, kemiskinan, penyakit dengan kompleksitas masalahnya, masih terus ada.
Dokter Enny, berceritalah kepada anggota kabinet lainnya tentang pengalaman itu. Siapa tahu pengalaman ini membuat rekan-rekan dokter Enny di kabinet berbunyi untuk bangsa yang sedang didera sejuta masalah dan sakit ini.
Dokter Enny, ingat Alia? Dia wanita pelacur dan sahabat dokter yang entah di mana sekarang. Ia dan jutaan orang sebangsanya kini juga menanti apa yang Anda lakukan saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.