Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Terima Dana Century, Hatta Bakal Lapor Polisi

Kompas.com - 01/12/2009, 09:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa membantah bahwa dirinya telah menerima uang sebesar Rp 10 miliar dari hasil kucuran dana talangan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.

Bahkan, Hatta mengancam bakal melaporkan Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) dan Jaringan Aktivis kepada aparat kepolisian karena dianggap telah menyebarkan fitnah.

"Itu fitnah besar. Saya akan melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian agar diusut karena ini tidak baik fitnah seperti ini," ujar Hatta dengan geram di sela-sela rapat koordinasi dengan jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (1/12).

Karena itu, dia juga mendesak agar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) segera meyampaikan hasil audit aliran dana Bank Century kepada aparat penegak hukum. Menurutnya, ini akan memperjelas kasus Bank Century sehingga tidak menimbulkan spekulasi dan fitnah yang beredar di kalangan masyarakat.

"Penting bagi PPATK untuk menyampaikan hasil auditnya agar jelas siapa yang menerima dana-dana itu sehingga tidak ada fitnah. Kalau begini kan fitnah saja yang muncul," kata Hatta.

Isu menyangkut aliran dana talangan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun kian seru ketika Bendera dan Jaringan Aktivis memublikasikan hasil penelusurannya. Sebanyak 10 dari 11 penerima aliran dana tersebut merupakan orang-orang yang dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di antaranya tiga menteri.

Sementara itu, Hatta juga meminta perlindungan hukum kepada aparat penegak hukum agar tidak dikriminalisasi terkait masalah ini. Menurutnya, aparat harus menjamin orang-orang yang dituding telah menerima kucuran dana dari dana talangan Bank Century tersebut. "Program penyelesaian masalah-masalah terkait penegakan hukum harus menjamin orang-orang yang terkena fitnah seperti ini," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com