Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega Instruksikan Fraksi Gunakan Hak Angket

Kompas.com - 28/10/2009, 21:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menginstruksikan kepada seluruh anggota FPDI-P DPR untuk mengajukan hak angket DPR sebagai hak anggota Dewan untuk menguak skandal aliran dana Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Hal ini diungkapkan Sekjen DPP PDI-P Pramono Anung, Rabu (28/10), kepada para wartawan.

Pramono menjelaskan, salah satu agenda utama dalam rapat adalah penyikapan terhadap kasus Bank Century. Ketua Umum PDI-P, kata Pramono, memberikan pengarahannya terkait masalah ini. DPP akan mengambil beberapa langkah dan sikap terkait kasus Bank Century, membentuk tim pencari fakta di internal Fraksi PDI Perjuangan, dan merekomendasikan penggunaan hak angket. Tim Pencari Fakta (TPF) Bank Century internal PDI-P diketuai oleh Emir Moeis, yang juga Ketua DPP PDI-P Kalimantan Timur dan Komisi XI DPR.

"Di internal Fraksi PDI Perjuangan, kita akan membentuk tim pencari fakta  mengenai kedudukan dan kebenaran mengenai masalah ini. Yang kedua, tentunya kita akan menggunakan hak angket, hak yang dimiliki anggota Dewan," ujar Pramono.

"Beliau (Megawati) menjelaskan, tujuan utama digunakannya hak angket ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas duduk persoalan yang sebenarnya. Karena persoalan Bank Century menyangkut dana talangan yang jumlahnya jauh lebih besar dari yang sudah disetujui DPR," katanya lagi.

Apalagi, tambah Pramono Anung, persoalan ini menyangkut dana yang cukup besar sebagai dana talangan. "Dan harapannya, fraksi-fraksi lain di DPR dapat mendukung penggunaan hak yang akan digunakan oleh Fraksi PDI Perjuangan," Pramono menegaskan.

Dalam persoalan kasus Bank Century, dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk Bank Century, yang pada saat itu dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono, jauh lebih besar dari yang telah disetujui oleh DPR RI, yaitu sebesar Rp 1,7 triliun.

"Dana talangan Bank Century yang dikeluarkan saat itu jauh dari jumlah yang telah disetujui DPR sehingga di sana ada hal yang perlu dipertanyakan sehingga kita menggunakan hak angket," jelas Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com