Pada 2004 menjadi Direktur the Wahid Institute, lembaga yang didirikan untuk memperjuang ide-ide besar Gusdur di bidang toleransi dan perdamaian. Jabatan itu dipegangnya hingga kini. Yenny juga penah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik dan menjadi Sekjen DPP Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa.
Secara tak sengaja Yenny bertemu Dhohir Farisi, sang pujaan hati, dalam sebuah acara kampanye Gerindra di Jawa Timur. Farisi yang lahir pada 14 April 1976 sendiri dibesarkan di lingkungan keluarga Nahdliyin. Ibunya HJ Mar'ufah pernah menjadi salah seorang pimpinan Fatayat Nahdlatul Ulama Cabang Kraksaan, Probolinggo. Ia anak keempat dari lima bersaudara: Zainal Kamal, Faisol Reza (mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik/PRD), Ahmad Mastaba, Dhohir Farisi, dan Roziqi.
Farisi kecil mengawali pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah (MI) NU Kraksaan. Lulus MI, dia melanjutkan ke SMPN 2 Kraksaan. Gelar S1-nya diperoleh di Fakultas Filsafat Universitas Gajahmada Yogyakarta.
Sebelum terjun ke politik dan bergabung dengan Partai Gerindra, Farisi aktif di salah satu perusahaan konsultan khusus lingkungan hidup di Jakarta. Pada pemilu legislatif April lalu, dia menjadi caleg DPR dari daerah pemilihan Jatim IV (Lumajang-Jember) dan berhasil lolos ke Senayan.(AMDJ)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.