Purwokerto, Mei 2007
KepadaNya Itu
Saling berebut,
saling mencari hembusan angin dalam ruang
tuk merangkai di pondasi tubuh
lahirnya itu berkat dasar jiwa yang
terpenggal mimpi
membayangkan rindu tertidur rundung
membukakah celah pintu doa
dengan perbuatan hidup
nyata, bertitik awal agar berbuat wajar
seperti: koyakan kerikil dalam wadah
kayu menghasilkan pasir
: putusan benang tasbih terkena
kuku tajam, keji membakar raut
roda
KepadaNya
ingin kusampaikan doa itu
berbentuk nurani
rabaan dari hidup
yang
merindukan dekapanmu
semoga
kan terkabulkan
walau cucuran tetesan tangis
tak bisa kembali
pada jam pagi sampai malam
Purwokerto, Juli 2007
Sajak Jalan
Ketika tatapan mata tertuju
pada malam
seakan
ada jiwa-jiwa yang larut
dalam dinginnya malam
dengan laju-laju kendaraan,
suara bersolek, serta dalamnya tiang-tiang jalan
memberikan arti tanda masuk
pada ucapan angin hilang terhempas
begitu dinginnya
hingga
terkupas sebuah jati diri
akan kejadian dijalani pada hari ini
Seperti karpet merah
tergelar pucuk awan
tinggi melayang tanpa adanya
celah rintangan
Maka seperti itu juga jalan
berlapang dada diberikannya
tuk semua manusia
yang berjalan diatas tubuh jalan
Purwokerto, Juli 2007