Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: Posisi Pengawas Internal Perlu Dipikir Ulang

Kompas.com - 09/12/2008, 10:42 WIB

JAKARTA, SELASA - Posisi sejumlah badan pengawas internal, seperti Inspektorat Jenderal (Isjen), Badan Pengawas (Bawasda), dan satuan pengawas internal di departemen ataupun lembaga negara perlu dipikirkan ulang. Hal ini diungkapkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Ashar dalam keterangan pers di sela-sela Konferensi Pemberantasan Korupsi Nasonal (KPKN) 2008 di Balai Kartini Jakarta, Selasa (9/2).

Menurut Antasari, posisi badan pengawasan internal tidak independen karena masih berada di bawah instansi yang sama. Oleh karena itu, posisi ini menjadi titik lemah terjadinya korupsi. "Kami (KPK) mencermati ini. Bukan tidak mungkin ke depan kalau kita ingin melakukan reformasi, salah satunya mengenai soal kelembagaan maka para pengawas di departemen, lembaga negara sebaiknya tidak dari instansi itu," ujar Antasari.

Mengacu kepada sejumlah negara, seperti Cina, Antasari menyebutkan bahwa peran pengawas di dalam departemen atau lembaga negara diserahkan kepada kementerian tertentu. "Menpan yang ditempatkan di departemen untuk melakukan pengawasan sehingga akan menghindari semacam konflik kepentingan," tutur Antasari.

Ke depannya, Antasari membantah bahwa peran Isjen dan pengawas internal lainnya akan dibubarkan atau tidak diperlukan lagi. Namun, posisinya yang akan dipikirkan ulang. Salah satu pilihannya, ada wakil dari Kementerian PAN yang akan ditetapkan sebagai pemimpin dalam badan pengawas internal masing-masing departemen atau lembaga negara. "Yang jelas, dia bukan bagian dari instansi tersebut agar lebih efektif," tandas Antasari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com