Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur Sebut SBY-JK Biang Runyam PKB

Kompas.com - 15/04/2008, 20:54 WIB

JAKARTA, SELASA - Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid alias Gus Dur jelas-jelas mengucapkan "SBY dan JK" sebagai biang konflik partai besutannya.

"Kan ada orang luar. Muhaimin (Ketua Dewan Tanfidz PKB Muhaimin Iskandar yang dipecat Gus Dur) itu hanya alat," ujar Gus Dur dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Selasa (15/4), perihal akar masalah di PKB.

Siapa orang luar itu? Ia berujar, "SBY dan JK orangnya! Mau apa?". Dalam khasanah singkatan di negeri itu, SBY kependekan dari Susilo Bambang Yudhoyono yang kini presiden, dan JK adalah Jusuf Kalla yang kini wakil presiden.

Sebelumnya, memang beredar kabar bahwa alasan pemecatan Muhaimin dikarenakan Wakil Ketua DPR RI itu terlalu dekat dengan pihak istana. Namun, saat ditanya kebenaran apakah alasan pemecatan Muhaimin itu karena terlalu dekat dengan istana, Gus Dur mengelak.

"Nggak begitu. Keputusan kan di dalam rapat, itu karena dia melanggar. Itu anak buahnya sendiri yang usul supaya Muhaimin itu mengundurkan diri. Pada rapat dia mau mundur, belakangan dia nggak mau. Pimpinan parpol kok begitu," sambung mantan presiden ini.

Gus Dur juga menegaskan bahwa pemecatan yang dilakukan Muhaimin kepada putrinya, Yenny Wahid dari posisi Sekjen sangat tidak berdasar. "Nggak bisa. Pemecatan itu hanya bisa oleh Majelis Syuro, ada sidang gabungan yang menetapkan soal hukumannya seorang. Kalau Muhaimin gak ngerti begini yah sudah kebangetan," sebut Gus Dur.

Sementara itu, menanggapi usulan dilakukan islah antara dirinya dengan Muhaimin, Gus Dur dengan tegas menolak. Ia mengatakan, pernah didorong oleh salah satu Ketua PBNU, Masdar F Mashudi untuk segera melakukan islah dengan keponakannya itu. Namun, bagi Gus Dur, Islah itu ada dua macam. Pertama, sekadar memaafkan dan membina silaturrahmi.

"Itu sudah saya jalankan dari dulu. Yang kedua, mendudukkan orang yang tidak jujur sebagai pengurus partai. Nah itu yang saya tidak mau, dan Muhaimin termasuk mereka," sambung Gus Dur. (Persdanetwork/had)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com