Momen sependapat pertama Prabowo berlangsung ketika Ganjar menyampaikan potensi ekonomi Indonesia dalam menguasai belahan bumi bagian selatan. Menurut Ganjar, untuk mewujudkan itu, Indonesia cukup fokus terhadap satu sektor saja.
"Selatan-selatan kita punya potensi yang hebat, kita punya sumber daya alam yang sangat bagus, kalaulah kita mau konsentrasi saja untuk bisa menuntaskan kekuatan yang berbasis sumber daya alam," kata Ganjar.
Ganjar pun mencontohkan potensi sumber daya alam Indonesia yang dapat digenjot, mulai dari teknologi baterai, nikel, dan lithium.
Dengan adanya konsentrasi penuh terhadap satu aspek, Ganjar mengatakan, potensi peningkatan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja baru pun terbuka lebar.
"Ini menciptakan lapangan kerja dan kita menyiapkan jemput bola sdm yang unggul untuk bisa meraih itu dan kekuatan itu akan berimbas kepada rakyat kecil, satu butuh lapangan kerja, dua dia butuh daya beli yang baik, ketiga butuh lapangan pekerjaan yang disediakan," ujar Ganjar.
Pernyataan Ganjar tersebut ternyata mendapat respons positif dari Prabowo. Mantan Danjen Kopassus itu pun sependapat dengan Ganjar.
"Saya kok banyak setuju dengan Pak Ganjar ya, kalau benar masuk akal saya setuju. Kalau ngomong-ngomong ya kumaha," kata Prabowo.
Momen sependapat kedua Prabowo terjadi ketika Ganjar menyampaikan pendapatnya perihal persoalan tumpang tindih lembaga negara dalam mengurus pertahanan dan keamanan kelautan.
Menurut Ganjar, tumpang tindih lembaga dalam menangani kelautan perlu disatukan di bawah kendali coast guard atau penjaga laut/pantai.
"Kalaulah kita bicara pertahanan yang ada di laut, maka sekian lembaga yang ngurus laut mesti disatukan dalam sebuah wadah coast guard," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan, untuk membereskan tumpang tindih lembaga negara yang berkaitan dengan keamanan nasional perlu ada komitmen dari pemimpin tertinggi yang tak lain adalah presiden itu sendiri.
"Membereskan yang tumpang tindih dan itu harus dimulai dari pemimpin yang punya komitmen untuk membereskan, siapa dia pemimpin tertinggi? Presiden," tegas Ganjar.
Pernyataan Ganjar kembali mendapat sambutan positif dari Prabowo. Ia setuju bahwa permasalahan tumpang tindih kelembagaan pertahanan dan keamanan hanya bisa dibereskan oleh pemimpin tertinggi.
"Baik ya, sekali lagi saya harus mengatakan, saya kok banyak sependapat dengan Pak Ganjar. Jadi benar tumpang tindih harus diselesaikan oleh pemimpin tertinggi, dan saya kira itu bisa," ungkap Prabowo.
Dalam kesempatan ini, Ganjar mengaku sempat membaca buku Confessions of an Economic Hit Man karya John Perkins.
Berdasarkan buku tersebut, Ganjar menyampaikan bahwa utang memang mematikan, namun tetap hati-hati apabila hendak mengutang, terutama pada infrastruktur yang punya risiko tinggi.
Oleh karena itu, Ganjar menyebut perlu adanya itung-itungan yang terperinci agar utang tersebut tidak mengandung risiko tinggi.
"Namun demikian kalau mau pakai kekuatan dalam negeri, artinya wajib hukumnya kita mendorong ekonomi tumbuh 7 persen, kemudian goverment bisa berjalan dengan baik," jelas Ganjar.
Sementara, Prabowo untuk kesekian kalinya sependapat dengan Ganjar.
"Saya kembali, saya enggak mengerti, jangan-jangan guru kita, buku kita sama Pak Ganjar, kok saya banyak sependapat, terus terang saja, saya akan bilang A, A. Saya bukan orang macam-macam," imbuh Prabowo.
https://nasional.kompas.com/read/2024/01/08/16091451/saat-prabowo-3-kali-setuju-dengan-pendapat-ganjar