Rafael bersama sang istri Ernie Meike Torondek disebut menerima gratifikasi sebesar Rp 16,6 miliar sejak 15 Mei 2002 hingga Maret 2013. Saat ini, Ernie berstatus saksi di KPK.
Hal ini diketahui berdasarkan dakwaan terhadap Rafael yang dibacakan jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Dari dakwaan ini diketahui cara Rafael mendapatkan cuan besar dari wajab pajak.
Keuntungan yang didapatkan ini bermula ketika Rafael dan Ernie mendirikan PT Artha Mega Ekadhana atau PT ARME pada 22 April 2002.
Dalam pendirian perusahaan ini, Rafael menempatkan sang istri sebagai komisaris utama.
Perusahaan ini menjalankan roda bisnisnya di bidang jasa kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak. Tetapi, dalam pelaksanaannya ternyata berbeda.
"Namun dalam operasionalnya, PT ARME memberikan layanan sebagai konsultan pajak dengan merekrut Ujeng Arsatoko," demikian dakwaan yang dibacakan jaksa.
Enam tahun berselang atau pada 8 Agustus 2008, Rafael dan Ernie mendirikan PT Cubes Consulting.
Pada tahun 2012, Rafael dan Ernie kembali mendirikan perusahaan bernama PT Bukit Hijau Asri yang bergerak di bidang pembangunan dan konstruksi. Di perusahaan ini, Ernie ditunjuk menjadi komisaris.
Dari pendirian perusahaan ini, Rafael dan Ernie secara bertahap menerima gratifikasi dari puluhan wajib pajak dengan total nilai sebesar Rp 16,6 miliar.
"(Gratifikasi diterima) melalui PT ARME, PT Cubes Consulting, PT Cahaya Kalbar, dan PT Krisna Bali International Cargo," kata jaksa.
Namun, khusus gratifikasi yang diterima Rafael sebesar Rp 16,6 miliar. Keuntungan yang didapatkan juga diketahui tak dilaporkan ke KPK.
Jaksa juga menyatakan perbuatan Rafael menerima gratifikasi sebesar Rp 16,6 miliar harus dianggap suap.
"Karena berhubungan dengan jabatan dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya," ungkap jaksa.
Atas perbuatan tersebut, Rafael didakwa Pasal 12 B jo Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 Ayat (1) KUHP.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/30/14113141/cara-rafael-alun-raup-cuan-gratifikasi-dari-puluhan-wajib-pajak