Salin Artikel

Tanggapi Survei Litbang "Kompas" soal Skema "Head to Head", Gerindra: Publik Lihat Prabowo Tokoh Pemersatu

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, publik melihat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai tokoh pemersatu bangsa, sehingga elektabilitas Prabowo di survei Litbang Kompas tinggi.

Apalagi, dalam survei tersebut, Prabowo juga unggul dalam skema head to head melawan bakal capres lainnya, seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo.

Habiburokhman mengatakan, Gerindra bersyukur elektabilitas Prabowo stabil dan selalu unggul dari capres lain.

"Tingginya elektabilitas Pak Prabowo ini, terutama apabila dengan skema head to head dikarenakan publik melihat Pak Prabowo sebagai tokoh pemersatu," ujar Habiburokhman saat dimintai konfirmasi, Senin (21/8/2023).

Di sisi lain, menurutnya, secara realistis, Pilpres 2024 kemungkinan besar akan terjadi dua putaran. Dia pun optimistis Prabowo bisa lolos ke putaran kedua.

"Insya Allah Pak Prabowo lolos ke putaran kedua dan akan unggul lagi jika terjadi head to head," ucapnya.

Habiburokhman mengeklaim, Prabowo adalah sosok yang bisa diterima oleh akar rumput pemilih capres lain.

Dia mengatakan, hal tersebut sesuai dengan komitmen Prabowo yang selalu mendorong persatuan nasional.

"Ke depan kami akan terus mendorong politik persatuan dan kebersamaan. Terlepas dari kepentingan elektoral, kepentingan kebangsaan akan terus kami kedepankan. Karena bangsa kita hanya akan maju bila kekuatan politik ya bersatu padu," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas pada 27 Juli-7 Agustus 2023 menunjukkan, elektabilitas bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto unggul saat head to head dengan Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan.

Adapun Survei Litbang Kompas dilakukan dengan tatap muka pada 27 Juli-7 Agustus 2023 dan melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi yang tersebar di 331 desa/kelurahan di Indonesia dengan margin of error +/- 2,65 persen. Survei sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas.

"Hasil survei menunjukkan terjadinya akumulasi perolehan suara untuk Prabowo dalam skema head to head, dua calon berhadapan," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (21/8/2023).

Berdasarkan hasil survei, jika pemilihan presiden digelar saat survei dilaksanakan dan Ganjar berhadapan dengan Prabowo, hasilnya Prabowo unggul atas Ganjar.

Survei menunjukkan, dalam skema tersebut, Prabowo memperoleh 52,9 persen, sedangkan Ganjar 47,1 persen.

"Perolehan kali ini semakin memperlebar jarak keterpilihan Prabowo dengan Ganjar, yang sebelumnya 2,2 persen pada Mei 2023, menjadi 5,8 persen," tulis Litbang Kompas.

Jika Prabowo berhadapan dengan Anies, maka Ketua Umum Partai Gerindra itu juga unggul, bahkan selisihnya lebih lebar.

Pada skema itu, elektabilitas Prabowo 65,2 persen dan Anies 34,8 persen, jarak keduanya sebesar 30,4 persen lebih lebar dari hasil survei sebelumnya yakni 24 persen.

Jarak elektabilitas Anies juga terpaut jauh bila mantan gubernur DKI Jakarta itu head to head dengan Ganjar.

Survei menunjukkan, elektabiltas Ganjar 60,1 persen dan Anies 39,9 persen jika keduanya berhadapan, selisihnya 20,2 persen, berubah tipis dari sebelumnya yang sebesar 19,8 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/21/16293331/tanggapi-survei-litbang-kompas-soal-skema-head-to-head-gerindra-publik-lihat

Terkini Lainnya

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Nasional
Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Nasional
Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Nasional
Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Nasional
Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Nasional
Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Nasional
Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Nasional
Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Nasional
MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke