Sebagai informasi, model penghitungan suara 2 panel ini direncanakan sebagai pengganti model 1 panel pada Pemilu 2019, ketika sedikitnya 894 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tutup usia diduga karena kelelahan akibat beban kerja berlebih dan faktor penyakit penyerta.
"Mekanisme dua panel seperti itu memerlukan fasilitasi TPS yang memadai," kata Titi kepada wartawan pada Jumat (28/4/2023).
"Padahal pada praktik pemilu sebelumnya, ada sejumlah TPS yang lokasinya sangat sempit dan kalau dibagi dua panel akan sangat mengurangi keleluasaan bergerak," ungkap dia.
Ia menyoroti kemungkinan terganggunya konsentrasi penghitungan suara antarpanel jika TPS yang ada tidak memadai, sehingga antarpanel jaraknya berdekatan satu sama lain.
Namun demikian, Titi menyambut baik upaya KPU yang masih terus melakukan simulasi di berbagai tempat sebelum menerapkan model baru penghitungan suara ini.
"KPU perlu terus menyimulasikan tata cara penghitungan ini agar bisa mengidentifikasi problem yang bisa muncul dan segera melakukan antisipasi agar tidak mendistorsi kredibilitas pemilu," jelas pengajar hukum di Universitas Indonesia itu.
Model baru ini termuat dalam rancangan Peraturan KPU tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara yang tengah dalam proses legal drafting.
Pada tahun 2019, proses penghitungan dilakukan dalam satu panel. Di samping itu, penghitungan suara dibatasi tidak boleh lebih dari hari pemungutan suara.
Pada model baru yang direncanakan untuk 2024 nanti, 7 anggota KPPS akan dibagi dalam 2 panel.
Panel pertama diperuntukkan guna menghitung suara dari pemilu presiden-wakil presiden serta pemilu DPD RI.
Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI Idham Holik menyebut bahwa simulasi sejauh ini sudah berlangsung di Kota Tangerang Selatan, Bogor, dan Palembang.
Simulasi diklaim berjalan baik, tetapi dianggap masih terlalu prematur untuk tiba pada kesimpulan sehingga masih terbuka ruang untuk perbaikan.
"Dalam waktu dekat kami akan simulasi di satu tempat di salah satu provinsi di Indonesia yang nanti akan kami sampaikan kepada publik," kata dia kepada Kompas.com, Jumat.
"Pada waktunya, kami akan sampaikan (hasil uji coba) karena kami masih melakukan simulasi sejauh mana efektivitasnya. Dan kami juga akan melakukan focus group discussion dengan para ahli berkaitan dengan apa yang kami simulasikan tersebut," ujar Idham.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/28/23342971/pakar-model-baru-kpu-hitung-suara-pemilu-2024-butuh-tps-memadai