JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, potensi perpecahan di tubuh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kian besar setelah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendeklarasikan dukungan buat bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Hanya saja, ketiga partai penggagas KIB yakni PPP, Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN) masih berupaya membantah akar perpecahan itu.
“Statement elite Partai Golkar, PAN, dan PPP yang mengeklaim Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih solid sebenarnya merupakan ekspresi panik akibat semakin terbukanya akar faksionalisme di internal KIB,” kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (28/4/2023).
Sebagai sebuah koalisi, menurut Umam, Golkar, PAN dan PPP seharusnya punya mekanisme baku dalam penentuan capres secara bersama-sama.
Sangat tidak lazim jika ada parpol anggota koalisi, mengatasnamakan kedaulatan partainya, mengumumkan tokoh capres secara terpisah dan berbeda-beda.
Sebab, secara teoretis, koalisi menghendaki adanya kerja sama berbasis kesepahaman, negosiasi dan kompromi, untuk mendapatkan kesepakatan-kesepakatan kolektif.
“Jadi, jika ada partai-partai anggota koalisi yang bebas bergerak sendiri-sendiri, maka sejatinya itu menjadi pertanda gagal atau bubarnya sebuah koalisi,” ujarnya.
“Pascamanuver PPP yang secara terpisah mendukung pencapresan Ganjar Pranowo, maka KIB sejatinya kini tengah berada dalam masa-masa kritis,” katanya.
Sementara, melihat dinamika komunikasi politik belakangan, Golkar tampak kian mesra dengan Partai Gerindra.
Sedangkan PAN, meski tidak gamblang, menunjukkan sinyal-sinyal dukungan buat Ganjar dan mengisyaratkan peluang koalisi dengan PDI-P.
Di sisi lain, lanjut Umam, PDI-P tampak menyimpan resistensi terhadap Golkar. Sebaliknya, Golkar belakangan menyerang PDI-P dengan terang-terangan menyatakan enggan berada di bawah kepemimpinan partai banteng jika berkoalisi.
"Belajar dari perjalanan KIB ini, maka koalisi yang tidak dibangun di atas platform kerja sama yang jelas dan ketiadaan basis ketokohan capres yang jelas, akan menjebak koalisi dalam ketidakpastian, yang bisa berakhir pada gagalnya koalisi itu sendiri," tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Adapun KIB yang digagas Golkar, PAN, dan PPP dideklarasikan sejak awal Juni 2022. Meski menjadi koalisi pertama yang mengumumkan kerja sama, KIB tak kunjung mendeklarasikan capres cawapres.
Belakangan, PPP justru mengumumkan dukungan untuk bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo. PAN berkali-kali mengisyaratkan sinyal dukungan buat Gubernur Jawa Tengah itu.
Sementara, Golkar ngotot ingin mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai calon RI-1.
“Golkar tetap usung AH (Airlangga Hartarto) sebagai capres," kata Juru Bicara Partai Golkar Tantowi Yahya kepada Kompas.com, Senin (24/4/2023), menanggapi pencapresan Ganjar.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/28/18551541/klaim-solid-meski-ppp-deklarasi-ganjar-capres-kib-panik-karena-terancam