Menurut Hasto, hal itu bahkan sudah diterapkan PDI-P saat Pilpres 2014 dan 2019.
"Kalau kita lihat secara empiris, melihat semangat gotong royong yang dikedepankan oleh PDI-P, kalau melihat dari pengalaman 2014-2019, maka akan dikedepankan dulu kerja sama partai politik," kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis (27/4/2023).
"Setelah itu mengerucut, maka baru kemudian secara dinamis kita akan cermati (cawapres)," ujarnya lagi.
Hal itu disampaikan Hasto ketika ditanya mengenai apakah isi pertemuan PDI-P dan PPP nantinya sudah membahas soal cawapres pendamping Ganjar.
Terkait permintaan tersebut, Hasto menghormati pandangan PPP yang ingin kadernya sebagai cawapres Ganjar.
"Tentu saja PPP dengan sejarah yang panjang juga di dalam kaitannya siapa yang akan menjadi calon wakil presiden, tentu saja juga punya suatu pandangan-pandangan tersendiri," kata Hasto.
Selain permintaan PPP, PDI-P juga menimbang apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait nama-nama kandidat cawapres.
Pandangan Jokowi itu, menurut Hasto, terus dicermati PDI-P dalam mencari sosok cawapres yang tepat untuk Ganjar.
"Ini yang kemudian akan dicermati terus menerus secara dinamis," ujarnya.
Namun, jadwal pasti pertemuan kedua partai hingga kini belum diumumkan.
Hasto menyatakan, ia belum bisa memastikan kapan resminya kerja sama kedua partai akan diumumkan.
Kemudian, Hasto menyinggung kata momentum untuk meresmikan kerja sama politik itu.
"Dengan demikian kerja sama kedua Partai akan mendapatkan momentumnya dan sesuai dengan mekanisme kedua Partai, dan kerja sama akan kokoh guna memperkuat sistem presidensial dalam sistem kepartaian yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi," ujar Hasto kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/27/15543231/rencana-bertemu-ppp-pdi-p-utamakan-soal-kerja-sama-politik-sebelum-bahas