TNI hari ini, Senin (24/4/2023), mengirim 39 personel Satgas Evakuasi WNI untuk menjemput sebagian dari mereka ke Jeddah menggunakan pesawat mereka.
Selanjutnya, dari Jeddah ke Indonesia, para WNI itu disebut bakal menggunakan pesawat komersial.
"Nanti setelah di Jeddah ini kemungkinan akan menggunakan pesawat komersial," kata Panglima TNI Yudo Margono setelah memimpin apel pemberangkatan Satgas Evakuasi WNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (24/4/2023).
"Nanti dari Jeddah ke Jakarta akan disampaikan lebih lanjut," ia menambahkan.
Sementara itu, pesawat TNI disebut bakal fokus untuk proses evakuasi dari Port Sudan ke Jeddah. Menurut Yudo, evakuasi WNI lewat udara dari Port Sudan ke Jeddah dianggap memungkinkan untuk dilakukan berulang kali.
Untuk tahap pertama evakuasi dari Port Sudan ke Jeddah via udara, TNI akan menjemput 291 WNI yang dikategorikan darurat, seperti ibu hamil dan orang sakit.
"Tentunya (dengan) hanya perjalanan 45 menit (ke Jeddah), sehari bisa selesai, kalau situasinya aman tentunya, situsinya mendukung. Kalau 45 menit bolak-balik dua-tiga kali kan bisa. Saat ini kan bisa mengangkut 100," jelas Yudo.
"Nanti berikutnya setelah ini kita laksanakan, kita menunggu perintah berikutnya. Yang jelas, apa pun yang diperintah dari negara, kalau memang dibutuhkan lagi, kita juga siap untuk menambah pesawat untuk mengangkut," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berujar ada 538 WNI di Sudan yang akan dievakuasi dari Khartoum, ibukota Sudan, ke Jeddah.
Mereka dikumpulkan di Port Sudan, sebuah kota pelabuhan.
"Alhamdulillah pada pukul 01.00 dini hari waktu setempat, atau pukul 6.00 pagi WIB hari ini, 538 WNI telah tiba dengan selamat di Kota Port Sudan yang terdiri dari perempuan 273, laki-laki 240, dan balita 25 orang," ujar dia dalam siaran video, Senin.
Retno mengatakan, upaya evakasi tersebut merupakan tahap pertama yang diberangkatkan dari Khartoum pada Minggu (23/4/2023) kemarin pukul 08.00 waktu setempat atau pukul 13.00 WIB.
Waktu tempuh perjalanan darat dari Khartoum ke Port Sudan memerlukan waktu sekitar 15 jam, atau sekitar 830 kilometer melalui Kota Atbara, Damir, Miswar dan Kota Sawakin.
Retno mengatakan, WNI yang dievakuasi sebagian besar merupakan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Sudan.
Selain itu, ada pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood, dan staf Kedutaan Besar RI beserta keluarganya.
"Ini adalah evakuasi tahap 1 yang dipimpin oleh Dubes RI di Khartoum. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan bus sebanyak 8 buah dan 1 minibus KBRI," ucap dia.
"Insya Allah persiapan pulang ke Indonesia juga terus dilakukan," kata Retno.
Sudan tengah mencekam karena pertempuran meletus antara tentara reguler dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.
Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang Sudan tidak mendapatkan akses ke layanan dasar.
Pertempuran yang tiba-tiba tersebut menghancurkan rencana untuk memulihkan pemerintahan sipil di Sudan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa 413 korban tewas selama pertempuran militer di Sudan.
Menurut data pemerintah Sudan, sebanyak 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka, kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (21/4/2023).
Sementara itu, badan anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan sedikitnya sembilan anak dilaporkan tewas dalam pertempuran di Sudan, dan lebih dari 50 anak terluka parah.
Lebih lanjut Margaret mengatakan bahwa telah terjadi 11 serangan terhadap fasilitas kesehatan, termasuk 10 serangan sejak 15 April 2023.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/24/20234021/panglima-tni-wni-dari-sudan-mungkin-diterbangkan-ke-indonesia-dari-jeddah