Salin Artikel

Saat Ganjar, Prabowo, dan Anies Kian Rajin Unjuk Gigi, Berlomba Menuju Panggung Pilpres 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 kian lekat dengan tiga sosok yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Ketiganya sejak lama digadang-gadang sebagai kandidat calon presiden (capres) terkuat. Nama ketiganya juga senantiasa menduduki tiga besar survei elektabilitas capres menurut berbagai lembaga.

Belakangan, baik Ganjar, Prabowo, maupun Anies semakin rajin unjuk gigi di hadapan publik. Tampilnya Ganjar dan Prabowo umumnya berkaitan dengan jabatan masing-masing sebagai Gubernur Jawa Tengah dan sebagai Menteri Pertahanan.

Sementara, Anies yang tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta lebih kentara tengah bersafari politik.

Dengan cara masing-masing, ketiga figur tersebut dinilai sedang mengupayakan kemenangan menuju gelanggang pemilihan mendatang.

Tiga kandidat

Survei elektabilitas kandidat capres selalu menempatkan Ganjar, Prabowo, dan Anies di urutan tiga besar. Nama ketiganya salip-menyalip, meski belakangan Ganjar dominan unggul.

Menurut survei Litbang Kompas, elektabilitas Prabowo unggul sejak akhir 2019 hingga pertengahan tahun 2022. Namun, survei yang dirilis Oktober 2022 mencatat, tingkat elektoral Ketua Umum Partai Gerindra itu tergeser oleh Ganjar.

Elektabilitas Ganjar naik di urutan pertama dari 22 persen pada survei Juni 2022 menjadi 23,2 persen pada survei Oktober 2022.

Sementara, Prabowo turun drastis dari 25,3 persen pada survei Juni 2022 menjadi 17,6 persen pada survei Oktober 2022.

Merosotnya elektabilitas Prabowo itu menempatkannya di urutan kedua. Besaran tersebut tak jauh dari tingkat elektoral Anies yang pada Oktober 2022 mencatatkan elektabilitas 16,5 persen, naik dari periode empat bulan sebelumnya yakni 12,6 persen.

Sementara, menurut survei Litbang Kompas terbaru yang dirilis Februari 2023, Ganjar masih bercokol di urutan wahid dengan elektabilitas 25,3 persen. Angka itu naik 2,1 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Lalu, Prabowo berada di urutan kedua dengan tingkat elektoral 18,1 persen, naik 0,5 persen dari survei Oktober 2022.

Di posisi ketiga, Anies mencatatkan elektabilitas 13,1 persen. Besaran itu turun signifikan hingga 3,4 persen dibandingkan survei 4 bulan sebelumnya.

Unjuk gigi

Mengantongi elektabilitas besar membuat sosok Ganjar, Prabowo, dan Anies selalu jadi sorotan. Belakangan, ketiganya seakan kian rajin unjuk diri.

Ganjar misalnya, belum lama ini hadir di acara pembukaan Muktamar ke-18 Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sejumlah tokoh bangsa juga hadir dalam acara yang digelar Rabu (22/2/2023) itu, salah satunya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dalam momen tersebut, Ganjar sempat menyanjung Mega yang tak lain adalah pimpinan partai tempatnya bernaung.

"Tadi Pak Haedar (Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah) menceritakan tentang Bu Mega. Bu Mega itu bukan orang lain, beliau adalah keluarga Muhammadiyah. Karena Bu Fatmawati, Bung Karno adalah kader Muhammadiyah," kata Ganjar.

Ganjar juga sempat menghadiri acara Resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama yang digelar di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).

Selain itu, Ganjar juga disibukkan dengan aktivitasnya sebagai orang nomor satu di Jateng seperti blusukan ke sejumlah pasar hingga meninjau berbagai pembangunan di wilayah yang dia pimpin.

Awal Februari lalu, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menonton konser band Dewa 19 di Jakarta International Stadium (JIS). Lalu, Minggu (19/2/2023) kemarin Prabowo menyaksikan film Adagium di Plaza Senayan, Jakarta.

Belum lama ini, Prabowo diketahui bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Namun, dia enggan mengungkap isi pertamuannya dengan kepala negara.

Prabowo juga sempat bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya pada Senin (13/2/2023). Keduanya makan malam bersama di sebuah restoran.

Dalam pertemuan itu, Prabowo mengaku membahas sejumlah hal dengan Khofifah seperti sejarah NU. Namun, dia bilang, tak ada pembahasan ihwal Pilpres 2024.

"Nanti pada saatnya akan kita bahas soal Pilpres 2024," kata Prabowo.

Prabowo juga sempat bertemu dengan organisasi relawan pendukungnya bernama Prabowo Mania 08.

Organisasi relawan tersebut mulanya merupakan pendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 bernama Jokowi Mania. Sebelum mendukung Prabowo, mereka sempat menyatakan dukungan buat Ganjar Pranowo.

Beberapa agenda lain yang dihadiri Prabowo baru-baru ini berkaitan dengan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan, misalnya, melakukan kunjungan diplomasi ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) untuk bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Mansour bin Zayed Al Nahyan.

Anies pun tampak begitu bersemangat bersafari politik. Sejak dideklarasikan sebagai bakal capres oleh Partai Nasdem pada awal Oktober 2022 lalu, mantan orang nomor satu di DKI Jakarta itu sibuk berkeliling Indonesia menyapa warga.

Di panggung politik nasional, Anies juga amat lincah. Pertengahan Februari kemarin ia hadir di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-1 Partai Ummat.

Rakernas partai pendatang baru besutan Amien Rais tersebut bahkan menyatakan dukungan mereka buat Anies maju ke pentas pemilu mendatang.

"Mengenai presiden, itu disebut langsung namanya Anies Baswedan," kata Amien Rais yang menjabat sebagai Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Rabu (15/2/2023).

Seminggu setelahnya, Anies wara-wiri di Rakernas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar Jumat hingga Minggu, 24-26 Februari 2023.

Sehari sebelumnya, Kamis (23/2/2023), PKS mendeklarasikan dukungan buat Anies maju sebagai capres. Anies pun hadir dalam acara yang digelar di kantor DPP PKS di kawasan Jakarta Selatan itu.

"Alhamdulillah pembahasan mengerucut sosok yang dimaksud itu jatuh pada Anies Rasyid Baswedan. Kita usung beliau menjadi tokoh nasional. Dan Allah takdirkan sebagai presiden," kata Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Dalam acara Rakernas PKS, Anies menyatakan kesiapannya maju sebagai presiden dan memimpin Indonesia ke depan.

"Bila lima tahun kemarin kita mengerjakan Jakarta maju bersama, maka insya Allah di hari-hari ke depan, di tahun-tahun ke depan, kita akan memajukan Indonesia maju bersama, maju negaranya, bahagia rakyatnya," kata Anies di acara Apel Siaga PKS 2023 di Stadion Madya GBK, Jakarta, Minggu (26/2/2023).

Merawat konstituen

Membaca ini, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi mengatakan, segala manuver dan aksi politik yang ditampilkan Ganjar, Prabowo, dan Anies tak lepas dari agenda besar Pilpres 2024.

Upaya tersebut dalam rangka menguatkan elektabilitas dan menggaet suara pemilih untuk memuluskan jalan menuju panggung pemilihan.

"Berbagai manuver yang dikemas oleh capres seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan tidak terlepas dari upayanya merawat konstituennya dan calon pemilih di Pilpres 2024 yang akan datang," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (27/2/2023).

Menurut Ari, dibandingkan dengan Ganjar dan Prabowo, Anies memiliki kendala tersendiri dalam upaya ini. Posisinya yang tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta mau tak mau mengharuskan dia safari politik secara mandiri.

Sementara, Ganjar dengan kedudukannya sebagai Gubernur Jateng dan Prabowo yang masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan diuntungkan dengan efek petahana.

"Sehingga semua kegiatan pemerintahan bisa didompleng dengan aura kampanye," ujar Ari.

Di sisi lain, dengan lepasnya jabatan Anies sebagai pejabat publik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu bisa lebih bebas bergerak mengampanyekan diri.

Beragam kegiatan yang entah dibungkus dengan nama temu kader, peresmian organisasi relawan, musyawarah partai, hingga roadshow politik yang dilakukan Anies bisa dibaca sebagai upayanya menaikkan tingkat elektoral.

Namun, kondisi demikian berbeda dengan Prabowo atau Ganjar. Keduanya harus tunduk dengan etika sebagai pejabat negara sehingga tidak bisa leluasa unjuk gigi.

"Prabowo tidak pernah secara langsung mengucap siap nyapres di forum kedinasan sebagai Menhan. Demikian juga Ganjar yang sadar diri kalau dirinya belum dicapreskan oleh PDI-P," kata Ari.

Ari menilai, manuver Anies beberapa bulan terakhir bisa dibilang sebagai curi start kampanye.

Namun, menurut dia, secara komunikasi politik, turun langsung ke lapangan bertemu dengan masyarakat memang masih menjadi cara yang paling efektif untuk mendongkrak tingkat keterpilihan.

"Cara ini memiliki efektifitas yang cukup tinggi mengingat capres menyentuh langsung persepsi publik. Beda dengan media sosial atau pemunculan di media, seorang capres hanya berhasil dalam tahap perkenalan secara artifisial," tutur dosen Universitas Indonesia itu.

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/28/05450001/saat-ganjar-prabowo-dan-anies-kian-rajin-unjuk-gigi-berlomba-menuju-panggung

Terkini Lainnya

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke