Salin Artikel

Penjelasan IDAI soal Hubungan Gangguan Ginjal Akut Misterius dengan Covid-19

Sejauh ini, ada beberapa infeksi virus yang ditemukan pada pasien AKI.

Salah satu yang ditemukan adalah adanya Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau long Covid-19.

MIS-C adalah komplikasi yang dapat muncul pada pasien Covid-19 anak, di mana terjadi peradangan di berbagai sistem organ termasuk ginjal.

Namun, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, hal ini perlu investigasi lebih lanjut. Sebab, belum ada virus spesifik yang ditemukan pada pasien AKI.

Virus-virus lain yang ditemukan dalam tubuh penderita, meliputi leptospirosis, influenzae, parainfluenzae, virus CMV, virus HSV, bocavirus, legionella, shigella, e.coli, dan sebagainya.

"Penyebabnya ini ada beberapa teori. Tadinya, kita duga terkait dengan Covid-19, merupakan MIS-C," kata Piprim dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (14/10/2022).

"Tapi, setelah ditata laksana dengan MIS-C, hasilnya enggak berbeda dengan MIS-C yang sebelumnya. Jadi penyebabnya itu kita belum konklusif. Oleh karena itu, butuh investigasi lebih lanjut," ujarnya lagi.

Sementara itu, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengungkapkan, ada beberapa gejala yang ditemukan pada pasien yang mengarah pada MIS-C. Salah satunya terjadi peningkatan inflamasi.

Oleh karena itu, tata laksana penanganan pasien gangguan ginjal akut misterius di RS Dr. Cipto Mangunkusumo yang menjadi pusat rujukan pun sesuai tata laksana MIS-C.

"Sebetulnya yang tadi konsisten itu adalah adanya hyper inflamasi yang lebih banyak, yang sangat mungkin terkait MIS-C," kata Eka.

Kendati demikian, investigasi masih terus dilakukan mengingat adanya jenis virus yang tidak seragam.

Jenis virus yang berbeda-beda itu diketahui usai tim dokter anak berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengirimkan sampel agar diuji dan diperiksa di laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK).

Hasil pemeriksaan laboratorium tersebut lantas kembali dikomunikasikan kepada tim dokter.

"Kemudian kami menyimpulkan ada infeksi yang tidak konsisten. Kalau ada satu wabah tertentu, temuan virus atau bakteri akan serupa. Tapi ini sangat beragam," ujar Eka.

"Jadi, kita anggap bahwa mungkin infeksi ini bukan sebagai penyebab utamanya. Mungkin ada sindrom Long Covid-19, itu memang selalu kita cari," katanya lagi.

Lebih lanjut, Eka mengaku belum menemukan jawaban yang spesifik atas kasus tersebut. Sehingga, tidak bisa menyimpulkan adanya keterkaitan antara gangguan ginjal akut dengan vaksinasi Covid-19 yang belum didapatkan oleh balita.

Namun, kata Eka, penderita gangguan ginjal akut didominasi oleh balita.

Berdasarkan data IDAI, ada 75 kasus yang ditemukan pada bayi dengan usia 1-5 tahun dan 35 kasus pada bayi usia 0-1 tahun.

"Saya rasa saya tidak punya data untuk pernyataan apakah berhubungan (dengan vaksinasi), tapi kenyataannya memang yang mengalami gangguan ini adalah kelompok yang belum divaksin. Tapi, apakah itu berhubungan, saya rasa mungkin perlu (penelitian) secara detil," kata Eka.

Berdasarkan sebaran dari 152 kasus per 14 Oktober 2022, DKI Jakarta memiliki kasus AKI terbanyak, diikuti oleh Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, Bali, dan Yogyakarta.

Gangguan ginjal akut misterius di DKI Jakarta saat ini mencapai 49 kasus. Kemudian, di Jawa Barat mencapai 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus, dan Yogyakarta sebanyak 11 kasus.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/14/21495121/penjelasan-idai-soal-hubungan-gangguan-ginjal-akut-misterius-dengan-covid-19

Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasdem dan PKB Merapat ke Prabowo-Gibran, Kekuatan Parlemen Berpotensi 71,89 Persen

Nasional
Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Jaksa KPK Bakal Panggil Istri dan Anak SYL ke Persidangan

Nasional
BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke