Salin Artikel

Mengenal Seragam TNI AD dari Masa ke Masa

JAKARTA, KOMPAS.com - Seragam baru TNI Angkatan Darat (TNI AD) mulai dipamerkan ke masyarakat dalam kegiatan Rapat Pimpinan TNI AD Tahun 2022 di Markas Besar Angkatan Darat (Mabes AD), Jakarta.

Menurut Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, seragam baru itu mempunyai corak khas “loreng TNI AD”. Menurut dia seragam itu merupakan gagasan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ketika masih menjabat sebagai KSAD, termasuk brevet pada seragam baru itu.

Seragam baru itu terlihat memiliki corak loreng dengan paduan sejumlah warna, yaitu coklat, hijau, dan krem. Sekilas, seragam loreng ini nyaris sama dengan seragam Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

TNI AD selama ini belum memiliki seragam loreng sebagaimana matra lain. Sedangkan seragam loreng hijau-hitam yang biasa dikenakan TNI AD merupakan seragam loreng khas Mabes TNI.

Seragam TNI AD sudah mengalami sejumlah perubahan sejak awal kemerdekaan pada 1945.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, lembaga militer yang berdiri di Indonesia adalah Badan Kemerdekaan Rakyat (BKR). Kemudian pada 5 Oktober 1945, nama dan struktur organisasi BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan kemudian kembali berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Setelah tercapai kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda pada Desember 1949, Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). Maka dari itu lembaga militer berubah nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).

Pada 17 Agustus 1950, Republik Indonesia Serikat (RIS) dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Hal itu membuat APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).

Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dengan tiga matra yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Sejak TKR berdiri, mereka sudah merintis seragam dan tanda pangkat militer sebagai identitas organisasi. Ketika itu seragam yang dikenakan masih berupa campuran antara seragam peninggalan Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda (KNIL) dan Korps Pembela Tanah Air (PETA) bentukan Jepang. Warna seragam KNIL dan PETA pun tidak jauh berbeda, yakni hijau lumut.

Kemudian corak pakaian loreng yang digunakan Angkatan Darat awalnya disebut berasal dari Amerika Serikat. Ketika itu AS memberikan seragam loreng kepada Korps Marinir dalam Perang Dunia II.

Ketika itu corak tersebut dikenal dengan "Loreng Macan Tutul". Seragam itu kemudian diberikan AS sebagai bantuan kepada militer Belanda, dan kemudian diberikan kepada APRI.

Di dalam negeri, seragam loreng itu dibagikan kepada satuan komando. Satuan Angkatan Darat yang lekat dengan corak Loreng Macan Tutul itu adalah Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang berubah nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Kopassus kemudian mengadopsi corak Loreng Darah Mengalir yang juga terinspirasi dari milik Korps Marinir Amerika Serikat. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan prajurit dalam melakukan operasi tempur.

Corak Loreng Darah Mengalir itu diperkenalkan pada 5 Oktober 1964 bersamaan dengan Hari ABRI (kini TNI).

TNI AD juga mengadopsi corak M81 Woodland milik Angkatan Darat AS yang mulai digunakan pada 1981. Perpaduan warna loreng itu terdiri dari coklat, hijau, dan hitam.

Alasan TNI AD menggunakan corak itu adalah faktor geografis yakni wilayah tropis. Maka dari itu alam Indonesia didominasi pepohonan berwarna hijau, tanah dan kayu yang berwarna coklat. Warna-warna yang terlihat di alam membuat corak M81 cocok untuk kamuflase ketika prajurit melaksanakan operasi militer.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/02/16564201/mengenal-seragam-tni-ad-dari-masa-ke-masa

Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke