Salin Artikel

Anggota Komisi IX DPR Minta Pemerintah Ambil Langkah Strategis untuk Tangani Stunting

KOMPAS.com - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah memastikan langkah-langkah strategis penanganan stunting yang dapat diimplementasikan di lapangan.

Sebab, kata dia, ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Pertama adalah tidak sinkronnya data antara versi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (Kemensos) dengan yang dimiliki Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

“Misalnya, data tentang keluarga resiko stunting. Kesalahan penafsiran data tentu dapat berakibat pada kesalahan dalam pengambilan kebijakan. Bagaimana stunting mau turun, kalau kebijakannya kurang tepat?," ujar Netty seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (2/2/2022).

Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyebut tantangan kedua adalah penyediaan infrastruktur air bersih dan jamban sehat untuk keluarga Indonesia. Terlebih, selama masa pandemi yang rentan penularan Covid-19.

Menurut Netty, selain kekurangan energi kronik dan gizi, penyebab stunting secara tidak langsung adalah minimnya akses air bersih dan jamban sehat.

“Bagaimana mungkin keluarga dapat memenuhi kebutuhan gizinya jika air bersih saja sulit didapat," katanya.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat masih ada 9,79 persen rumah tangga Indonesia yang belum memiliki akses ke sumber air minum layak pada 2020.

Netty menjelaskan, tantangan lain yang harus diselesaikan adalah membangun koordinasi dan kolaborasi dengan setiap pemangku kepentingan untuk bekerja seirama.

"BKKBN sebagai leading sector penurunan angka stunting harus mampu menunjukkan leadership yang kuat. Bangun sinergitas dan kolaborasi dalam menyelesaikan tantangan-tantangan tersebut,” ucapnya.

Program penurunan angka stunting, kata Netty, tidak akan berhasil jika dihadapkan pada ego sektoral atau mentalitas silo dari para pemangku kepentingan.

Penurunan angka stunting semakin berat

Seperti diketahui, Indonesia tengah bersiap menghadapi ancaman gelombang ketiga Covid-19. Pasalnya, jumlah kasus harian harian telah mencapai 16.021 per Selasa (1/2/2022).

"Dengan ancaman gelombang ketiga, tugas BKKBN untuk menurunkan angka stunting semakin berat. Target 2024 adalah turun 10,4 persen, menjadi 14 persen. BKKBN bekerja keras mencapai target tersebut di tengah kondisi pandemi," ucap Netty dalam keterangan media, Rabu.

Sebagai solusi, Netty meminta pemerintah melakukan langkah antisipatif agar serangan gelombang ketiga Covid-19 tidak merusak program kesehatan Indonesia, termasuk target penurunan angka stunting.

Menurutnya, perhatian dan dukungan pemerintah terhadap kader penggerak sebagai ujung tombak penanganan stunting di lapangan masih kurang.

"Kader Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan pos pelayanan terpadu (posyandu) sebagai aset berharga BKKBN perlu diberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya,” jelas Netty.

Tak hanya kompetensi, lanjut dia, kesejahteraan dan jaminan sosial PLKB dan posyandu juga perlu diperhatikan. Jangan sampai pemerintah menekan kader untuk bekerja maksimal melayani masyarakat tetapi dukungan peningkatan kompetensi dan jaminan kesejahteraan diabaikan.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Barat (Jabar) 2008-2018 itu kembali meminta pemerintah tetap fokus pada upaya penurunan stunting yang disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19 dan ancaman gelombang ketiga Covid-19.

"Disiplin protokol kesehatan (prokes) harus tetap diingatkan pada masyarakat, diawali dari keluarga. Jangan lengah agar semua pihak tidak menyesal karena pandemi merenggut banyak hal dari kehidupan masyarakat, termasuk gagalnya program penurunan stunting," imbuh Netty.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/02/15074491/anggota-komisi-ix-dpr-minta-pemerintah-ambil-langkah-strategis-untuk-tangani

Terkini Lainnya

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke