JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander Marwata menilai pemberantasan korupsi tidak akan berjalan efektif jika masih ada ego sektoral antar lembaga.
Menurut Alex salah satu kunci pencegahan tindak pidana korupsi adalah sinergi antar lembaga.
“Salah satu penyebab tidak efektifnya program pemberantasan korupsi yaitu kurangnya koordinasi antar lembaga. Ego sektoral itu masih ada,” terang Alex dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/11/2021).
“Padahal sistem pengawasan sudah berlapis-lapis, yang perlu ditingkatkan itu sinergi,” tegasnya.
Hal itu diucapkan Alex kala mengikuti rapat koordinasi dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Maluku Utara.
Selain itu, Alex juga mengungkapkan kurangnya Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) di masing-masing lembaga pemerintah.
Berdasarkan data KPK, lanjut Alex, Indonesia butuh 20.000 APIP yang ditempatkan di masing-masing inspektorat.
“Jadi dapat dibayangkan betapa tidak maksimalnya fungsi APIP saat ini,” kata dia.
Terkait dengan sinergi antar lembaga untuk pencegahan korupsi, Alex mencontohkan dengan keterbukaan KPK terhadap catatan dari lembaga lain, seperti BPK.
Ia menyebut lembaga antirasuah itu menerima catatan dari BPK dalam pemeriksaan keuangan yang kemudian dituangkan pada opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Alex menuturkan, BPK memberi catatan pada KPK tentang pengelolaan aset.
“Kalau memang BPK secara profesional melakukan audit dan ada temuan disana, ya kenapa tidak. Kami mengakui kalau pengelolaan rampasan itu bagian yang loose dari perhatian KPK. Bukan kesengajaan, dan sudah diperbaiki,” imbuhnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/13/10131351/pimpinan-kpk-ego-sektoral-pemberantasan-korupsi-masih-ada