Muhadjir berujar, 98 persen dari bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.
Oleh karena itu, Muhadjir menekankan, penanggulangan bencana hidrometeorologi harus menjadi fokus perhatian bersama, khususnya pada tahap kesiapsiagaan bencana.
"Khususnya pada tahap pra-bencana ini, upaya antisipasi dan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi harus kita dorong dan menjadi fokus perhatian kita bersama," kata Muhadjir dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (30/10/2021).
Muhadjir mengatakan, upaya tersebut tidak hanya untuk mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa, tetapi juga akan memberikan manfaat kestabilan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang ujungnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan negara.
Ia juga menyadari pentingnya peranan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang sangat strategis dalam mengendalikan pola perilaku alam secara berkelanjutan.
"Karena itu kita berupaya keras untuk mengendalikan pola perilaku alam yang negatif oleh rekayasa yang kita buat dengan baik, yaitu di mana merupakan misi dari BMKG yang sangat strategis dalam membangun perilaku alam dalam artian yang positif," ujar dia.
Muhadjir juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pemangku kebijakan, untuk menyadari pentingnya mengikuti, memantau, dan mencari informasi yang bersumber pada BMKG terkait pembuatan keputusan strategis dalam kesiapsiagaan bencana.
"Marilah kita adakan edukasi kepada masyarakat terutama kepada pemangku kebijakan akan pentingnya keberadaan BMKG ini," ungkapnya.
"Dengan segala informasi-informasi yang sangat berharga dalam membuat keputusan strategis terutama untuk kepentingan kita bersama," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/30/10113421/menko-pmk-sebut-ada-2148-kejadian-bencana-sepanjang-2021