Salin Artikel

Ungkap 2 Strategi Menangi Pemilu 2024, PKB Berencana Usung Capres Sendiri

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, ada dua strategi yang akan digunakan partainya untuk memenangi Pemilu 2024.

"Langkah untuk memenangi pemilu serentak harus dibuktikan dengan dua hal, yakni menang di legislatif dan PKB harus bertekad untuk mengusung calon presiden (capres) sendiri," kata Jazilul dalam keterangannya, Selasa (28/9/2021).

Adapun hal tersebut disampaikannya saat memberikan pengarahan pada acara Penyerahan SK dan Penandatanganan Pakta Integritas, Coaching Clinic, dan Launching Pencalegan Dini yang digelar DPW PKB Sumatera Selatan di Kota Palembang, Senin (27/9/2021).

Menurut dia, PKB wajib memiliki capres dan calon wakil presiden (cawapres) sendiri karena ada efek "ekor jas".

Efek tersebut, jelas Jazilul, di mana partai politik (parpol) yang memiliki capres atau cawapreslah yang paling diuntungkan karena dipastikan akan mendongkrak perolehan suara partai.

”Pemilu lalu kita masih ada KH Ma’ruf Amin yang punya identitas ke-NU-an dan juga PKB. Bayangkan jika pada 2024 di gambar pasangan capres-cawapres tidak ada gambar PKB atau tokoh kita, kita terpaksa berkampanye untuk orang lain,” urainya.

Namun, lanjut dia, karena ada syarat presidential threshold (PT) 20 persen untuk bisa mengusung pasangan calon, mau tidak mau PKB harus mencari tandem partai lain untuk berkoalisi.

”Kita berharap 2024 suara PKB mengalami kenaikan dengan target 100 kursi DPR RI atau sekitar 15 persen suara di DPR,” katanya.

Guna mencapai target tersebut, kata dia, satu langkah yang harus dilakukan yaitu menggaungkan capres atau cawapres dari internal PKB sendiri.

Ia pun meminta masukan dari DPW Sumatera Selatan terkait siapa sosok yang cocok diusung PKB dalam Pilpres 2024.

”Kalau ada masukan dari DPW silakan dibahas siapa yang pas,” katanya.

Ia melanjutkan, untuk target 100 kursi DPR, PKB melakukan penetapan kepengurusan DPC-DPW se-Indonesia dan penandatanganan pakta integritas.

Langkah itu dimaksudkan agar pengurus partai tidak menjadi urusan, tetapi pengurus adalah bagian dari penataan struktur pemenangan.

”Selepas ditandatangani harus menata struktur sampai tingkat ranting, struktur paling bawah sebagai alat pemenangan,” jelas Jazilul.

Sementara itu, menurutnya, coaching clinic dan pencalegan dini merupakan langkah cepat melakukan persiapan matang menyongsong Pemilu 2024.

Di sisi lain, Jazilul mengaku optimistis perolehan suara PKB di Sumsel pada Pemilu 2024 akan meningkat.

"Untuk wilayah Sumatera, basis suara PKB yaitu Lampung, Sumsel, Aceh, dan Riau. Nah untuk Lampung sudah jebol dua dapil, Aceh dua dapil. Sumsel baru satu. Kami berharap 2024 Dapil 1 dan 2 Sumsel terisi untuk kursi DPR RI, seperti halnya Lampung dan Aceh. Minimal 2 dapil terisi dua-duanya. Syukur-syukur kalau bisa lebih,”imbuh dia.

Menurut dia, selama ini sebenarnya grassroot atau massa akat rumput PKB di Sumsel cukup kuat.

Namun, hal itu tidak cukup sehingga perlu dilakukan penataan struktur kepengurusan hingga tingkat bawah.

”Teman-teman PKB harus ditata agar mampu menyapa dan mencari caleg yang kompeten. Saya yakin 2 dapil di Sumsel ini bukan sesuatu yang mustahil untuk diisi kedua-duanya,” pungkasnya.

Sementara itu, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, pemerintah mengusulkan pelaksanaan Pilpres dan Pemilu 2024 berlangsung pada 15 Mei.

Keputusan tanggal tersebut berdasarkan hasil rapat bersama sejumlah menteri dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/7/2021).

"Pilihan pemerintah adalah tanggal 15 Mei (2024)," ujar Mahfud dalam keterangan video, Senin.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/28/13152271/ungkap-2-strategi-menangi-pemilu-2024-pkb-berencana-usung-capres-sendiri

Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke