Salin Artikel

Merujuk Rencana Strategis MEF, Puan Nyatakan Alutsista TNI Harus Diperbarui

KOMPAS.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Puan Maharani mengatakan, kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus diperbarui dan dimodernisasi.

Pembaharuan itu, kata dia, dengan merujuk pada rencana strategis minimum essential force (MEF) yang akan berakhir pada 2024.

“Akan kami bicarakan melalui Komisi I, apa saja yang dibutuhkan oleh TNI? Tidak bisa jika pengadaan alutsista tak sesuai kebutuhan dan karakteristik wilayah negara,” ujar Puan dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (3/6/2021).

Oleh karenanya, politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI) Perjuangan ini menegaskan, pemenuhan kebutuhan alutsista harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik negara.

“Harus sesuai karakteristik, potensi ancaman, dan geopolitik,” imbuh Puan saat memberikan kuliah umum di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Untuk itu, ia meminta agar pembelian alutsista bukan dari barang bekas. Terlebih, pascaperistiwa Kapal Selam Republik Indonesia (KRI) Nanggala.

Puan mengaku, parlemen mendukung dan mendorong terpenuhinya kebutuhan alutsista TNI untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.

Ia menyampaikan, hal itu sekaligus untuk menanggapi rancangan alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam) Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI Tahun 2020-2024.

Sebelumnya, rancangan itu telah menuai perhatian luas karena nilai kebutuhannya mencapai Rp 1.788 triliun.

“Rancangan Alpalhankam itu akan dibicarakan DPR RI melalui Komisi I,” ucap Puan.

Dibutuhkan cara pandang geopolitik

Dalam kesempatan tersebut, Puan menyampaikan, bahwa membangun pertahanan negara dibutuhkan cara pandang geopolitik yang menempatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan.

Dengan begitu, sebut dia, kebijakan strategis pertahanan negara juga diarahkan pada pembangunan pertahanan maritim Indonesia.

“Maka pembangunan kekuatan TNI Angkatan Laut (AL) sebagai komponen utama pertahanan negara di laut adalah suatu kebutuhan dalam pembangunan pertahanan negara. Hal ini sekaligus sebagai salah satu komponen kekuatan maritim,” ujar Puan.

Ia menegaskan, DPR RI turut mendukung upaya membangun kekuatan TNI untuk melaksanakan pertahanan negara.

Menurut Puan, salah satu upaya negara untuk memenuhi ketersediaan peralatan pertahanan adalah dengan memperkuat industri pertahanan sesuai Undang-undang (UU) Nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan.

“Kekuatan pertahanan negara juga sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM), prajurit TNI, yang tidak hanya andal namun juga memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Puan berharap, Seskoal dapat melaksanakan peran strategis dalam mempersiapkan think tank dan center of excellence on naval and maritime science.

Pasalnya, Seskoal merupakan lembaga pendidikan pengembangan umum tertinggi di lingkungan TNI AL.

Adapun beberapa isu nasional yang menurut Puan perlu menjadi fokus dan atensi Seskoal sebagai lembaga think tank dalam bidang pertahanan matra laut, di antaranya agenda Indonesia sebagai poros maritim dunia, menuntaskan pengamanan wilayah batas maritim dengan 10 negara tetangga, maritime security; serta MEF pertahanan negara aspek matra laut yang akan berakhir pada 2024

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/03/11105631/merujuk-rencana-strategis-mef-puan-nyatakan-alutsista-tni-harus-diperbarui

Terkini Lainnya

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke