Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Wijayanto menyebutkan, kepergian Daniel merupakan kehilangan besar bagi kalangan akademisi.
"Kehilangan besar dalam studi media dan demokrasi," kata Wijayanto kepada Kompas.com, Selasa (6/4/2021).
Menurut Wijayanto, Daniel Dhakidae merupakan sosok multidimensi.
Selain menjadi Kepala Litbang Kompas, Daniel Dhakidae juga turut membesarkan Prisma yang dikenal sebagai jurnal pemikiran sosial dan ekonomi yang dikelola LP3ES.
Dia menjadi redaktur di Prisma sejak 1976, hingga kemudian dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi dan Pemimpin Umum.
"Kehilangan besar untuk Prisma, LP3ES, karena beliau adalah pemred selama berpuluh tahun," kata Wijayanto.
Di kalangan akademisi, Daniel juga dikenal sebagai sosok yang concern terhadap isu kekuasaan.
Salah satu bukunya yang kerap menjadi rujukan dalam studi kekuasaan adalah Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru (2003) yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama.
Kemudian, disertasinya yang berjudul "The State, the Rise of Capital, and the Fall of Political Journalism, Political Economy of Indonesian News Industry" di Cornell University meraih penghargaan The Lauriston Sharp Prize dari Southeast Asian Program Cornell University.
"Karya disertasi beliau di Cornell University adalah salah satu magnum opus dalam bidang ini," ucap Wijayanto, yang merupakan Doktor dalam bidang Media dan Politik dari Universitas Leiden.
Setelah purna jabatan sebagai kepala litbang, Daniel dipercaya menjadi Ketua Dewan Ombudsman Kompas.
Daniel Dhakidae tutup usia pada Selasa (6/4/2021). Dia mengalami serangan jantung.
Pada Selasa dini hari sekira pukul 03.00 WIB, ia dilarikan ke Rumah Sakit Metropolitan Medical Center, Jakarta Selatan.
Pada pukul 07.24 WIB, Daniel mengembuskan napas terakhir.
Jenazah rencananya akan disemayamkan di rumah duka di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/06/09214071/daniel-dhakidae-tutup-usia-kehilangan-besar-untuk-studi-media-dan-demokrasi