Dikutip dari buku berjudul Raden Mattaher Pejuang Rakyat Jambi Melawan Kolonial karangan Peneliti Sejarah dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNP) Kepri Dedi Arman, disebutkan bahwa Raden Mattaher merupakan keturunan dari Sultan Thaha Saifuddin, pahlawan nasional dari Jambi.
Ayah Raden Mattaher yang bernama Pangeran Kusin merupakan anak Pangeran Adi, saudara kandung Sultan Taha Saifudin.
Raden Mattaher lahir tahun 1807 dari pasangan yang berkuasa di Sikamis, yang kini jadi Desa Kasang Melintang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.
Ayahnya, Raden Kusin, bergelar Pangeran Jayoningrat bin Pangeran Adi bin Sultan Mochammad Fachruddin. Sedangkan ibunya bernama Ratumas Esa (Tija).
Raden Mattaher dikenal sebagai sosok panglima yang ditakuti Belanda.
Ia mendapat mandat untuk menyingkirkan Belanda di berbagai daerah seperti Sarolangun, Merangin, Bungo, Muarojambi, Kumpeh, Pematang Lumut, Merlung dan Muarotembesi.
Perlawanan Raden Mattaher meletus pertama kali di Kumpeh. Perang ini merupakan perlawanan terlama terhadap Belanda, yakni dari 1890 hingga 1906.
Raden Mattaher menguasai perang gerilya dan pertempuran maritim. Semua peperangan di sepanjang Sungai Batanghari membuat Belanda takluk.
Karena kelihaiannya mengatur serangan dan memenangkan peperangan di darat dan sungai, Raden Mattaher dijuluki Singo Kumpeh.
Raden Mattaher juga dikenal sebagai sosok yang selalu menepati janji. Kemenangan demi kemenangan perang berhasil ia wujudkan.
Pihak Belanda pun sempat dibuat sangat murka terhadap kemenangan tersebut. Namun, Raden Mattaher merupakan seorang yang keras kepala dan tidak mudah ditaklukkan.
Ia gugur pada 10 September 1907. Raden Mattaher mengembuskan napas terakhir di rumahnya sendiri dalam sebuah operasi Belanda.
Atas permintaan para pemuka agama, jenazah Raden Mattaher dimakamkan secara Islam di pemakaman Raja-raja Jambi di pinggiran Danau Sipin.
Pasca-gugurnya Raden Mattaher, pertempuran tetap membara di berbagai penjuru. Namun, pertempuran itu tak berlangsung lama dan kerap menelan kekalahan.
Diberitakan, ada enam tokoh terpilih yang pada tahun ini dianugerahi gelar pahlawan nasional. Gelar tersebut diberikan Presiden Joko Widodo bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Selasa (10/11/2020), di Istana Negara, Jakarta.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional ini didasari atas Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 117 TK Tahun 2020 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Keenam tokoh yang diberi gelar pahlawan nasional yakni Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara, Machmud Singgirei Rumagesan dari Papua Barat, Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dari DKI Jakarta, Arnold Mononutu dari Sulawesi Utara, MR SM Amin Nasution dari Sulawesi Utara, serta Raden Mattaher bin Pangeran Kusen bin Adi dari Provinsi Jambi.
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/10/14525511/raden-mattaher-panglima-perang-jambi-yang-jadi-pahlawan-nasional