Dia membantah dugaan sejumlah ahli yang mengatakan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini lebih tinggi lima hingga sepuluh kali lipat dari data yang dilaporkan pemerintah.
"Saya tak setuju dengan estimasi itu. Sebab, kita bekerja, saya bekerja dengan data yang kami kumpulkan dari semua daerah secara transparan," ujar Wiku saat sesi tanya jawab dengan media asing yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Jumat (28/8/2020).
"Data itu pun dimonitor oleh publik, oleh media nasional dan lokal. Sehingga kami yakin data yang kami punya adalah benar," lanjut dia.
Meski demikian, Wiku mengakui, dalam proses pelaporan data tetap ada mekanisme koreksi, evaluasi dan pembaharuan.
Wiku pun memastikan, ada mekanisme mencocokkan data untuk memastikan laporan kasus harian Covid-19 akurat.
"Sehingga dengan adanya estimasi dari para ahli itu, kita tidak tahu formula apa atau teori yang digunakan," kata Wiku.
Dia menambahkan, data yang disusun pemerintah Indonesia juga berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang berbasis surveilans kesehatan dan sistem kesehatan masyarakat.
Dari sejumlah indikator yang digunakan, pemerintah mengumpulkan data dari kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional.
Selain laporan perkembangan kasus Covid-19 secara harian, Wiku juga menyebut ada penjelasan perkembangan data secara mingguan.
"Saya pastikan data yang ada benar," lanjut dia.
Sebelumnya, pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan bahwa penularan virus corona masih terjadi di masyarakat setelah hampir enam bulan pandemi berlangsung di Indonesia.
Akibatnya, jumlah kasus Covid-19 terus bertambah hingga hari ini, Jumat (28/8/2020).
Data pemerintah hingga Jumat pukul 12.00 WIB menyatakan bahwa ada 3.003 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan saat ini kasus Covid-19 di Indonesia totalnya mencapai 165.887 Covid-19.
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/28/22071801/satgas-bantah-banyak-kasus-covid-19-yang-tak-dilaporkan