Salin Artikel

Tren Kasus Covid-19 di Kota, Desa, dan Perbandingannya dengan Data Dunia

Berdasarkan catatan dan analisis data hingga 23 Agustus 2020, sebanyak 98 kota yang ada di Indonesia menyumbang sebanyak 92.953 kasus konfirmasi Covid-19.

"Atau sebesar 64,83 persen dari jumlah angka nasional. Sementara itu, sebanyak 416 kabupaten yang ada di Indonesia menyumbang sebanyak 50.415 kasus atau sebesar 35,17 persen," Dewi dalam talkshow daring yang ditayangkan di saluran YouTube BPNB, Rabu (26/8/2020).

Dewi mengatakan, kondisi kasus Covid-19 di daerah kabupaten menunjukkan perkembangan yang lebih positif dibandingkan di wilayah perkotaan.

Berdasarkan data yang dihimpun Satgas hingga 23 Agustus 2020, kabupaten memiliki perkembangan angka kasus Covid-19 yang cenderung lebih baik.

"Memang tren (kasus Covid-19) di kabupaten punya angka-angka yang lebih baik," ujar dia.

Kemudian, apabila dilihat dari persentase kasus aktif, di kota masih ada 27 persen kasus aktif.

Sementara itu, di kabupaten masih ada 23 persen kasus aktif.

"Kita ingatkan lagi, kasus aktif adalah berapa jumlah orang yang sedang sakit (Covid-19), bisa yang saat ini isolasi mandiri di rumah dan bisa juga di yang masih dirawat di RS," ucap Dewi.

Selain itu, apabila dilihat dari kategori persentase angka kematian, kondisi di kabupaten pun lebih rendah dibandingkan kota.

Persentase kematian di kabupaten sebesar 4,4 persen, sedangkan di kota sebesar 4,54 persen.

"Terkahir, persentase kesembuhan di perkotaan sebesar 68 persen. Sementara itu di kabupaten mencapai 72 persen," ucap Dewi.

Menelaah lebih lanjut, Dewi mengatakan, ada 40 besar daerah di Indonesia dengan jumlah kasus kumulatif Covid-19 tertinggi.

Dari jumlah itu, sebanyak 70 persennya (28 daerah) merupakan perkotaan.

"Sementara itu, sebanyak 30 persen (12 daerah) adalah kabupaten," kata Dewi.

Faktor kerentanan kota dan kabupaten

Berdasarkan literatur nasional dan internasional, kata Dewi, ada kerentanan tertentu yang menyebabkan perbedaan kondisi kasus Covid-19 di kota dengan kabupaten.

Pertama, jumlah penduduk, yang mana di perkotaan jumlah penduduknya lebih tinggi daripada wilayah kabupaten.

Dewi menyebut, 55 persen penduduk Indonesia berada di kota.

"Kedua, kepadatan penduduk jika dihitung dengan luas per kilometer persegi. Dengan jumlah penduduk banyak dan area tidak terlalu besar sehingga menyebabkan kepadatan penduduk jauh lebih tinggi di perkotaan," ucap Dewi.

Ketiga, di perkotaan lebih banyak titik-titik yang memungkinkan masyarakat berkumpul dalam jumlah yang banyak, contohnya, pusat perbelanjaan, bioskop, pusat kebugaran dan sebagainya.

"Sehingga risikonya jauh lebih kelihatan di kota. Sementara di kabupaten, jarak pusat kegiatan satu dan lainnya jauh. Rumah satu dan lainnya pun jauh," tutur Dewi.

Keempat, dari sisi fasilitas kesehatan (faskes) di kota jauh lebih banyak dan mudah dijangkau. Sementara itu, kondisi di kabupaten sebaliknya.

"Tetapi mengapa kematian tetap lebih tinggi kota ? Karena tadi kita lihat jumlah kasus. Ketika kita lihat jumlah kasus lebih tinggi maka mau tak mau faskes pun kewalahan," ujar Dewi.

Data dunia

Selanjutnya, Dewi memaparkan data proporsi kabupaten/kota terbesar berkaitan dengan jumlah kasus aktif.

Dewi menyebut, proporsi terbesar di perkotaan yaitu sebanyak 35 dari 98 kota memiliki jumlah kasus aktif sebanyak 11 hingga 50 kasus.

"Sedangkan 134 dari 416 kabupaten memiliki jumlah kasus aktif sebanyak 1 hingga 10 kasus," kata dia. 

Jika dibandingkan dengan persentase rata-rata angka kasus aktif dunia, yaitu sebesar 28,42 persen, sebanyak 52 kota dan 239 kabupaten di Indonesia berada di bawah rata-rata dunia.

Selain itu, tercatat tujuh kabupaten di Indonesia tidak memiliki kasus aktif Covid-19.

Kemudian, Dewi menyampaikan, perbadingan persentase rata-rata kematian dunia, yaitu sebesar 3,54 persen.

Dewi menyatakan bahwa terdapat 50 kota atau 51 persen dari jumlah keseluruhan kota di Indonesia memiliki angka kematian di atas rata-rata dunia.

Hal ini menjadi evaluasi untuk terus menekan angka kematian Covid-19.

“Masih 51 persen di atas rata-rata dunia. Jadi ini evaluasi kita, ternyata di kota masih banyak yang harus dikejar minimal untuk sama dengan rata-rata dunia kalau bisa jauh lebih rendah lagi,” ucap Dewi.

“Hal ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk tetap berupaya menekan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan,” kata dia. 

Sementara itu, kematian di kabupaten menunjukkan tren yang lebih baik dari perkotaan, yaitu sebanyak 254 kabupaten atau 61 persen dari jumlah keseluruhan kabupaten di Indonesia memiliki angka kematian di bawah rata-rata dunia.

Dewi juga menyampaikan perbandingan angka kesembuhan kabupaten/kota dengan rata-rata kesembuhan dunia yang saat ini berada di angka 68,12 persen.

Angka kesembuhan di 41 kota dan 237 kabupaten di Indonesia berada di atas rata-rata dunia tersebut.

Terakhir, Dewi memberikan beberapa rekomendasi berkaitan dengan pencegahan dan penanganan Covid-19 di kabupaten/kota.

Pertama, harus memahami karakteristik kerentanan yang berbeda-beda di setiap kabupaten/kota.

Kedua, melakukan penyesuaian respons dan mitigasi, dan tetap waspada dan jangan lengah.

“Ini harus dipahami, kita harus bertanggung jawab ketika memutuskan untuk keluar dari rumah, bahwa kita tengah memutuskan untuk ada risiko yang harus dihadapi," kata dia. 

"Bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi untuk keluarga dan juga yang tinggal di rumah sebenarnya,” ucap Dewi.

https://nasional.kompas.com/read/2020/08/27/07105681/tren-kasus-covid-19-di-kota-desa-dan-perbandingannya-dengan-data-dunia

Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Akomodasi Program Makan Siang Gratis Prabowo

INA Digital Bakal Akomodasi Program Makan Siang Gratis Prabowo

Nasional
PAN Tak Gentar jika PDI-P Usung Ahok di Pilgub Sumut

PAN Tak Gentar jika PDI-P Usung Ahok di Pilgub Sumut

Nasional
PN Jaksel Kabulkan Pencabutan Gugatan Praperadilan Sekjen DPR

PN Jaksel Kabulkan Pencabutan Gugatan Praperadilan Sekjen DPR

Nasional
Jadi Saksi TPPU SYL, Bos Maktour: Saya Pelayan Allah, Wajib Layani Siapa Pun yang Datang

Jadi Saksi TPPU SYL, Bos Maktour: Saya Pelayan Allah, Wajib Layani Siapa Pun yang Datang

Nasional
Jokowi Panggil Nadiem Makarim ke Istana, Bahas UKT Mahal

Jokowi Panggil Nadiem Makarim ke Istana, Bahas UKT Mahal

Nasional
INA Digital Mulai Operasi September 2024, Prioritaskan 9 Layanan

INA Digital Mulai Operasi September 2024, Prioritaskan 9 Layanan

Nasional
Jampidsus Dilaporkan ke KPK atas Dugaan Korupsi Lelang Barang Rampasan Negara

Jampidsus Dilaporkan ke KPK atas Dugaan Korupsi Lelang Barang Rampasan Negara

Nasional
Sindir Kementerian yang Punya 5.000 Aplikasi, Jokowi: Ruwet, Perlu Kita Setop

Sindir Kementerian yang Punya 5.000 Aplikasi, Jokowi: Ruwet, Perlu Kita Setop

Nasional
Entaskan Defisit Protein Hewani Daerah Pelosok, Dompet Dhuafa Kenalkan Program Tebar Hewan Kurban di Kurbanaval Goes To Hypermart

Entaskan Defisit Protein Hewani Daerah Pelosok, Dompet Dhuafa Kenalkan Program Tebar Hewan Kurban di Kurbanaval Goes To Hypermart

Nasional
Tanggapi Keluhan Ikang Fawzi soal Layanan, Dirut BPJS: Jangan Digeneralisir, Saat Itu Lagi Perbaikan

Tanggapi Keluhan Ikang Fawzi soal Layanan, Dirut BPJS: Jangan Digeneralisir, Saat Itu Lagi Perbaikan

Nasional
Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: Jaksa KPK Bisa Ajukan Lagi

Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: Jaksa KPK Bisa Ajukan Lagi

Nasional
Ada 27.000 Aplikasi Milik Pemerintah, Jokowi: Tidak Terintegrasi dan Tumpang Tindih

Ada 27.000 Aplikasi Milik Pemerintah, Jokowi: Tidak Terintegrasi dan Tumpang Tindih

Nasional
Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: KPK Tak Dapat Delegasi dari Jaksa Agung

Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: KPK Tak Dapat Delegasi dari Jaksa Agung

Nasional
Jajak Pendapat Litbang 'Kompas', Hanya 18 Persen Responden yang Tahu UU MK Sedang Direvisi

Jajak Pendapat Litbang "Kompas", Hanya 18 Persen Responden yang Tahu UU MK Sedang Direvisi

Nasional
Caleg PKS Aceh Tamiang Berstatus Buron Kasus Narkoba, Sempat Kabur 3 Minggu

Caleg PKS Aceh Tamiang Berstatus Buron Kasus Narkoba, Sempat Kabur 3 Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke