JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengklaim bahwa potensi laboratorium yang ada saat ini dapat memeriksa spesimen Covid-19 hingga 30.900 spesimen per hari.
Namun, proses pemeriksaan tersebut belum berjalan maksimal karena ada beberapa faktor.
"Realisasi paling banyak saat ini masih 19.000-an. Berarti masih ada 10.000 potensi yang belum maksimal," kata Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) Kementerian Kesehatan Abdul Kadir, seperti dilansir Antara, Selasa (16/6/2020).
Jam operasional laboratorium yang hanya enam jam, sebut dia, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan proses pemeriksaan spesimen belum maksimal.
Selain itu, ada beberapa laboratorium yang libur pada akhir pekan.
Oleh karena itu, BPPK akan mengoptimalkan kinerja laboratorium yang ada dengan memperpanjang jam kerja hingga 12 jam per hari.
Namun, realisasi dari penambahan jam kerja itu turut berdampak pada penambahan sumber daya manusia (SDM) yang akan memeriksa spesimen yang dikirimkan ke laboratorium.
"Tidak mungkin tenaga laboratorium dipaksakan bekerja lebih dari delapan jam. Mereka malah bisa rentan terinfeksi karena kelelahan dan hasilnya menjadi tidak maksimal," kata dia.
Sejak Senin (15/6/2020), BPPK telah melatih 300 tenaga laboratorium yang rencananya dilangsungkan selama lima hari ke depan.
Kadir menambahkan, pelatihan itu diberikan secara komprehensif karena para tenaga laboratorium harus memahami prosedur standar operasional dalam memeriksa spesimen Covid-19.
"Untuk efisiensi, kami juga akan merekrut dosen dan mahasiswa politeknik kesehatan yang sekaligus bisa menjadi lahan praktik bagi para mahasiswa," ujarnya.
Saat ini, ia mengatakan, terdapat 139 laboratorium milik kementerian/lembaga, rumah sakit, dan swasta yang bisa memeriksa spesimen Covid-19.
Jumlah ini bertambah bila dibandingkan pada saat kasus Covid-19 diumumkan pertama kali di Indonesia pada awal Maret lalu. Saat itu, hanya terdapat empat laboratorium yang bisa memeriksa spesimen Covid-19, yaitu BPPK, Lembaga Eijkman, Laboratorium Mikrobiologi Universitas Indonesia, dan Universitas Airlangga.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/17/08083041/pemerintah-klaim-laboratorium-berpotensi-periksa-30900-spesimen-per-hari