Salin Artikel

Menangis, Romahurmuziy Baca Puisi untuk Istri dan Anak di Sidang Pledoi

Menurut Romy, selama ia ditahan KPK, istri dan anaknya merupakan sosok yang paling menderita secara batin.

Sebab, mereka harus berhadapan dengan cibiran dari lingkungan sekitar yang menjatuhkan mental mereka karena ia terjerat dugaan korupsi.

Dua puisi itu dibacakan Romy selaku terdakwa kasus dugaan suap terkait seleksi jabatan di Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur.

"Karenanya izinkan saya menutup pleidoi dengan puisi untuk mereka. Saya memohon yang mulia untuk membebaskan saya dari segala tuduhan, memulihkan seluruh martabat dan kehormatan saya, serta mengembalikan saya kepada anak dan istri saya yang sampai hari ini tetap saya larang untuk hadir di majelis ini," kata dia di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (13/1/2020).

Puisi pertama yang dibacakan Romy berjudul "Khadijahku". Puisi itu dibacakan untuk istrinya. Romy terdengar terbata-bata saat membacakan puisi pertama. Berikut adalah puisi pertama yang dibacakan Romy:

Khadijahku

Engkaulah hidupku

Yang menemani pasang dan mendampingi surutku

Yang menopang gentar dan menyangga beraniku

Di tiap malam Minggu bertahun-tahun lalu

Aku setia mengunjungimu

Menandai masa-masa kita menyemai benih rindu

Yang seiring waktu kuyakini, cinta itu mendendangkan nada yang semakin merdu

Dalam kebahagiaan di luar sana bersama buah hati yang kita sangat mencintainya

Khadijahku

Sepuluh bulan berlalu

Musim beradu

Seminggu dua atau tiga kali sahaja

Kau setia menjengukku dalam sendu dan haru

Menandai cinta kita di babak yang baru

Tak runtuh sedikitpun pertahananmu

Sementara lebih banyak menitik air mataku

Karena berpisah denganmu amat lah menyiksaku, Khadijahku

Kuharap engkau tetap dalam keteguhanmu bak perahu Nabi Nuh menantang samudera

Bersama keceriaan qurrata a'yun yang rela kukorbankan apapun untuk kembali bersamanya

Semoga Allah kabulkan tangis dan pintaku yang kini masih dalam gelimang dosa untuk kembali bersamamu seger

Yang tak disela lagi atau ditunda karena rinduku tak tertahan padamu dan anak kita

Seusai membacakan puisi pertama, Romy melanjutkan ke puisi kedua berjudul "Dzuhurku Diliput Sendu". Puisi ini secara khusus ditujukan untuk anaknya.

Romy tampak menangis dan terbata-bata saat membacakan puisi kedua ini. Berikut adalah puisi kedua yang dibacakan Romy:

Dzuhurku diliput sendu

Yang memandu sejak pelukan pertama anakku

Membuncah hingga perpisahannya denganku

Ternyata ia begitu menyayangiku

Begitupun aku

Anak semata wayangku

Dengan istri tercinta yang selalu setia menemaninya dan menemaniku

Benarlah Baginda Nabi SAW berkata

Tanyalah hatimu untuk menimbang apakah sebuah perkara termasuk dosa

Ternyata hati memang tak berdusta

Aku sangat mencintainya

Dan ingin selalu berada di samping untuk mendidiknya selagi umurku masih bersisa

Dari caranya memeluk dan memegangi sepanjang ia ada, aku tahu ia merasakan hal yang sama

Kerinduan yang hanya bisa dirasakan dari seorang ayah kepada anak dan sebaliknya

Anakku

Maafkan ayahmu

Yang telah membuatmu menahan pilu

Meski kau sembunyikan dalam kedewasaan dan kematanganmu

Yang terpaksa kau jemput sebelum kau mau

Tetesan air matamu mengguncangkanku

Ternyata rinduku untuk membelaimu yang tertahan sekian waktu meledak hari ini dalam dzuhurku

Anakku

Aku kuat menjalani semua keterbatasan yang saat ini menyertaiku

Namun yang tak aku kuat adalah berpisah denganmu dan ibumu

Doakan selalu ayahmu

Dalam dzikir dan sholatmu, untuk segera berkumpul kembali denganmu dan dengan ibumu yang tak pernah lelah mencintai ayahmu

Anakku

Kucoba menahan air mata saat bersamamu

Bukan karena aku ingin terlihat kuat di depanmu

Namun karena aku tak ingin memperpanjang jeritan batinmu, yang kutahu dalam diam mu menangisiku

Anakku

Kutitipkan ibumu

Meski hanya setiap libur semester kau bisa mengunjungiku, tapi kau lah yang sehari-hari bersama separuh nyawa ayahmu

Jagalah kesehatannya dan jagalah hatinya

Doakan panjang umurnya

Hingga kelak kami menimang anakmu

Ingatlah surgamu di bawah telapak kaki ibumu

Anakku

Peliharalah akhlakmu, karena dengan akhlak itulah kau akan dikenang orang-orang yang pernah bertemu denganmu

Meski separuh dunia lainnya membencimu, peliharalah agamamu dengan terus mendalaminya dengan ilmu

Karena agama itulah yang akan memandu hidupmu, tinggikanlah ilmumu, karena dengan ilmu itulah di dunia akan dihargai hidupmu

Anakku

Dengan tetesan air mata puisi ini kutulis

Sebagai rasa haru atas kunjunganmu yang menyisakan rindu, teriring doa pada Tuhan Sang Maha Cinta

Semoga kita sekeluarga dikumpulkannya kembali segera anakku

https://nasional.kompas.com/read/2020/01/13/19045061/menangis-romahurmuziy-baca-puisi-untuk-istri-dan-anak-di-sidang-pledoi

Terkini Lainnya

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke