Salin Artikel

Empat Pelukan Politik Fenomenal oleh Para Elite Tanah Air...

Melalui akun Instagram resminya, Jokowi memperlihatkan momen kebersamaannya bersama Surya Paloh.

Foto itu sengaja diambil dari belakang, untuk memperlihatkan keduanya berpelukan dan saling berangkulan.

Di depan keduanya berdiri Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil yang mengenakan batik coklat warna cerah, tengah tersenyum semringah.

Selain itu, ada pula sejumlah politisi Partai Nasdem yang juga terlihat tertawa lebar menyaksikan polah keduanya.

"Pak Surya Paloh berpelukan erat dengan Pak Sohibul Iman (Presiden PKS). Saya berangkulan hangat dengan Pak Surya Paloh, dan juga bersalaman akrab dengan Pak Sohibul Iman," tulis Jokowi di akun Instagram-nya, Selasa (12/11/2019).

"Rangkulan, pelukan, salaman di antara para pemimpin adalah sebentuk silaturahmi, senantiasa memperteguh komitmen kebangsaan, kenegaraan, persaudaraan, persatuan, kerukunan. Kenapa tidak?" ujar dia.

Momen pelukan dan rangkulan antar-elite politik selama dua pekan terakhir ramai diperbincangkan.

Berikut empat rangkulan fenomenal yang terjadi beberapa waktu terakhir:

Pelukan hangat itu terjadi saat Surya Paloh dan pengurus DPP Partai Nasdem bertandang ke markas DPP PKS di kawasan TB Simatupang, beberapa waktu lalu.

Pertemuan keduanya cukup menyita perhatian. Diketahui, Surya merupakan pimpinan partai politik yang masuk jajaran koalisi pendukung pemerintahan. Sementara, PKS adalah partai oposisi yang berada di luar pemerintahan.

Manuver politik Partai Nasdem pun dipertanyakan. Sejumlah kalangan bahkan menilai hal itu tidak terlepas dari persiapan Partai Nasdem untuk menghadapi Pemilu 2024.

Namun, Surya menegaskan, komunikasi politik yang dilakukan partainya sangat cair.

Artinya, komunikasi intensif yang dilakukan Partai Nasdem tak hanya dengan partai pendukung pemerintah tetapi juga dengan mereka yang berada di luar pemerintah.

Ia pun heran bila ada partai yang masih mencurigai langkah politik partai lain di era demokrasi seperti saat ini

"Tidak ada sekat hambatan, psikologis, apapun itu, baik terhadap partai pengusung pemerintah yang ada dalam pemerintahan, maupun yang di luar pemerintah," kata Surya Paloh dalam pidatonya di pembukaan Kongres Nasdem II di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).

Pelukan fenomenal ini terjadi di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah pada Agusus 2018 lalu.

Saat itu, pesilat Hanifan Yudani Kusumah berhasil menyumbangkan emas bagi Indonesia pada ajang Asian Games 2018.

Seperti diketahui, Prabowo Subianto saat itu masih menjadi rival Jokowi saat Pilpres 2014, yang diprediksi kembali bersaing pada Pilpres 2019.

Rivalitas keduanya pun cukup ramai di jagat sosial media. Bahkan, rivalitas itu sampai menimbulkan sekat pada masing-masing pendukung.

Jokowi sendiri datang dalam kapasitasnya sebagai Presiden. Sementara, Prabowo hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia. Keduanya duduk bersampingan.

Selain kedua tokoh itu, hadir pula antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Syafrudin, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo.

Setelah berhasil menyumbang emas, Hanifan langsung berlari menuju deretan bangku VIP tempat para tokoh itu duduk. Satu per satu ia menyalami para tokoh tersebut.

Hingga tiba giliran menyalami Jokowi dan Prabowo, tiba-tiba Hanifan langsung memeluk keduanya. Momentum pelukan itu semakin dramatis lantaran di punggung Hanifan terdapat bendera merah putih.

Sorak riuh hadirin yang datang tak bisa dibendung. Publik pun mengapresiasi tindakan Hanifan untuk mempersatukan kedua tokoh politik itu.

Saat momen tersebut, Hanifan mengaku sempat membisikkan sebuah kalimat kepada keduanya.

"Saya hanya bilang 'Indonesia itu satu, Pak, berarti tidak ada duanya, Indonesia harus bersatu dan cinta damai'. Mereka ucapkan sama, 'terima kasih sudah berjuang untuk Indonesia'," ujar Hanif saat ditemui di GOR Padjadjaran, Bandung, Senin (3/9/2018).

Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat sambutan cukup hangat saat pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta 2019-2024, pada akhir Agustus 2019 lalu.

Pelantikan tersebut turut dihadiri mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat dan mantan Gubernur DKI Sutiyoso. Selain itu, hadir pula Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Setelah proses pelantikan selesai, Anies sempat memanggil Ahok. Momen itu terjadi ketika Anies tengah berbincang dengan Djarot.

"Pak Basuki, Pak Basuki," panggil Anies.

Basuki yang mendengar kemudian menoleh dan menghampirinya. Keduanya kemudian saling cium pipi kiri dan kanan. Ketiganya kemudian saling berbincang-bincang.

Seperti diketahui, Anies merupakan rival Basuki saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Saat itu, Basuki berpasangan dengan Djarot.

Keduanya belum sempat bertemu setelah kontestasi Pilkada berakhir. Pertemuan keduanya saat pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta itu menjadi pertemuan perdana keduanya.

Tak ada rasa canggung. Keduanya saling berpelukan dan mencium pipi kiri dan kanan.

Sontak, hal itu membuat masyarakat semakin berkerumun dan kegirangan. Riuh tepuk tangan saling bersahutan dengan teriakan "We love you" yang dilontarkan masyarakat berulang-ulang.

Pelukan itu sekaligus menjadi akhir perseteruan "cebong" dan "kampret".

Seperti diketahui, "cebong" merupakan sebutan bagi pendukung Jokowi, sedangkan "kampret" adalah sebutan bagi pendukung Prabowo.

Sebelum pelukan bersejarah di stasiun bawah tanah itu, Jokowi dan Prabowo menyampaikan keterangan kepada pers tentang bagaimana masyarakat Indonesia harus kembali bersatu padu setelah kompetisi yang keras dalam Pilpres 2019.

“Tidak ada lagi yang namanya 01. Tidak ada lagi yang namanya 02. Tidak ada lagi yang namanya cebong. Tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada adalah Garuda. Garuda Pancasila,” kata Jokowi disambut riuh tepuk tangan.

Prabowo pun setuju dengan ucapan mantan rivalnya di Pilpres 2019 tersebut.

“Jadi saya sangat setuju. Sudah enggak ada cebong-cebong. Enggak ada kampret-kampret. Semuanya Merah Putih,” kata Prabowo yang disambut respons tak kalah riuh.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Ihsanuddin, Dendi Ramdhani, Nursita Sari, Kristian Erdianto)

https://nasional.kompas.com/read/2019/11/13/10521141/empat-pelukan-politik-fenomenal-oleh-para-elite-tanah-air

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke