Kerusuhan terjadi pada Jumat (13/9/2019) sore, di sela aksi demonstrasi terkait hasil seleksi pimpinan KPK periode 2019-2023 dan revisi UU KPK.
Bastoni mengatakan, polisi akan mendalami sejumlah bukti seperti dokumentasi saat terjadi kekerasan.
"Nanti akan kami lihat, baik dokumentasi atau foto video pelakunya akan kami identifikasi," kata Bastoni saat meninjau lokasi di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat sore.
"Kemudian bukti-bukti lainnya akan kami kumpulkan. Kalau ada barang yang rusak atau dibakar nanti kami kumpulkan buktinya," ujar dia.
Begitu pula dengan dugaan kekerasan yang dialami wartawan saat kerusuhan terjadi.
Namun, Bastoni juga mengimbau wartawan yang mengalami kekerasan untuk melapor agar dapat ditindaklanjuti.
"Nanti akan kami dalami kalau memang ada dari rekan-rekan wartawan yang mengalami kekerasan nanti saksi kita periksa," kata Bastoni.
"Silakan rekan wartawan yang terkena kekerasan membuat laporan kemudian dibuat visum dan dibuat laporan ke kita, nanti akan tindaklanjuti dengan proses penyidikan," tutur dia.
Namun, untuk saat ini, ia mengaku belum ada oknum yang diamankan terkait rusuh tersebut.
Menurut Bastoni, kerusuhan awalnya dipicu karena ada kesalahpahaman antara kelompok pengunjuk rasa dengan pegawai KPK.
"Ada sedikit kesalahpahaman antara kelompok yang melakukan unjuk rasa terkait keputusan pansel capim KPK dengan pegawai atau wadah dari KPK," ujar dia.
Ia mengungkapkan, terdapat tiga aliansi yang terlibat. Namun, ia tidak mau mengungkapkan identitas ketiga aliansi tersebut.
"Tiga aliansi tersebut yang mendukung keputusan pansel capim KPK," ucap Bastoni.
Salah satu orang dari kelompok massa bernama Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Relawan Cinta NKRI berhasil merangsek masuk ke Gedung Merah Putih KPK untuk mencopot kain hitam yang menutupi logo KPK, Jumat (13/9/2019).
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/13/17114121/kapolres-polisi-akan-identifikasi-perusuh-di-depan-gedung-kpk