Salin Artikel

KPU Evaluasi Perekrutan KPPS dan PPK Supaya Tidak "Bela" Parpol

Hal ini menindaklanjuti usulan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat yang meminta KPU memastikan netralitas di tingkat KPPS dan PPK.

"(Evaluasi) termasuk penyelenggara-penyelenggara (pemilu) di bawah, apakah PPS atau PPK. (Usulan Arief Hidayat) ini jadi bahan evaluasi," kata Komisioner KPU Hasyim Asy'ari saat ditemui di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2019).

Pada Pemilu 2019, KPU merekrut KPPS untuk menjadi penyelenggara di tingkat TPS. KPU juga merekrut PPK yang bertugas menyelenggarakan pemilu di tingkat kecamatan, khususnya mengadakan rekapitulasi suara.

Baik KPPS maupun PPK bersifat ad hoc alias sementara. Setelah proses rekapitulasi selesai, tugas keduanya dinyatakan selesai.

Pada perkembangannya, dalam persidangan sengketa hasil pemilu legislatif di Mahkamah Konstitusi, ada beberapa petugas KPPS dan PPK yang hadir mewakili partai politik.

Mereka dihadirkan parpol untuk perkara hasil pemilu di wilayah tempat mereka sebelumnya menyelenggarakan pemilu.

Menurut Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik, tidak seharusnya petugas KPPS ataupun PPK hadir sebagai saksi parpol dalam persidangan perselisihan hasil pemilu, meskipun masa kerja mereka sudah habis.

Hal ini berkaitan dengan etika penyelenggara pemilu yang seharusnya tetap dipegang hingga tahapan persidangan pileg selesai.

"Seharusnya mereka itu bersaksi di barisan kami (penyelenggara pemilu), bukan di barisannya pemohon (partai politik)," kata Evi.

"Ke depan, ini akan kami catat dan kami berharap kan semua penyelenggara itu kalau sudah jadi penyelenggara dia tidak berpihak," lanjut dia.

Sebelumnya, Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat mengingatkan KPU untuk lebih berhati-hati dalam merekrut anggota KPPS dan PPK.

Hal ini disampaikan Arief dalam sidang sengketa hasil pemilu legislatif yang dimohonkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Dalam perkara ini, PKB menghadirkan saksi seorang mantan KPPS. Status saksi itulah yang memicu Arief untuk mengingatkan KPU.

"KPU kalau mau rekrut KPPS, PPK, hati-hati ya, ini untuk pelajaran, ini penting sekali. Jangan setiap orang bisa jadi petugas TPS, harus direkrut yang betul," kata Arief di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2019).

https://nasional.kompas.com/read/2019/07/30/19252751/kpu-evaluasi-perekrutan-kpps-dan-ppk-supaya-tidak-bela-parpol

Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke